REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa pada tahun 2023, pemanfaatan biodiesel untuk pasar domestik mencapai 12,2 juta kilo liter (KL). Jumlah tersebut melebihi dari target yang dipatok sebesar 10,65 juta KL, atau secara persentase mencapai 114,5 persen.
"Pada tahun 2023 telah diluncurkan program mandatori biodiesel ke bahan bakar fosil dengan persentase mencapai 35 persen atau B35, dan pada tahun 2024 ditargetkan sebanyak 12,5 juta KL," ungkap Arifin, Selasa (16/1/2024).
Dengan program mandatori biodiesel tersebut, Arifin menyebutkan memberikan efek ekonomi yang besar bagi Indonesia pada tahun 2023. Yaitu terjadi penghematan devisa negara mencapai 7,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 120,54 triliun.
"Penghematan tersebut terjadi karena kita bisa mengurangi importasi solar, termasuk crude, karena kita bisa campur dengan kita punya fame," imbuhnya.
Kemudian efek ekonomi lain dari program mandatori biodiesel ialah terjadi peningkatan nilai tambah dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 15,82 triliun. Serta terjadi penyerapan tenaga kerja yang sangat besar, yakni lebih dari 11 ribu tenaga kerja off-farm, dan mencapai 1,5 juta pekerja on-farm.
Sementara itu, pemanfaatan dari program mandatori biodiesel juga terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2020, sebanyak 8,4 juta KL. Kemudian naik menjadi 9,3 juta KL pada tahun 2021, dan pada tahun 2022 berada pada angka 10,45 juta KL.