Rabu 17 Jan 2024 08:44 WIB

Serangan Iran Picu Ketegangan dengan Irak

Serangan ini memperdalam kekhawatiran memburuknya instabilitas di Timur Tengah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Layanan darurat membersihkan puing-puing rumah Peshraw Dizayi yang terkena serangan rudal Iran di Irbil, Irak, Selasa, (16/1/ 2024).
Foto: AP Photo/Julia Zimmermann
Layanan darurat membersihkan puing-puing rumah Peshraw Dizayi yang terkena serangan rudal Iran di Irbil, Irak, Selasa, (16/1/ 2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangan rudal Iran ke utara Irak memicu ketegangan antara dua negara yang bersekutu. Baghdad memanggil duta besar Iran untuk menyampaikan protes dan Teheran bersikeras serangan itu bertujuan untuk mencegah ancaman dari mata-mata Israel.

Media pemerintah melaporkan Garda Revolusi Iran menembak apa yang mereka sebut pusat spionase Israel di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak pada Senin (15/1/2024) malam. Sementara pasukan elitnya mengatakan mereka juga menggelar serangan ke Suriah terhadap ISIS.

Baca Juga

Serangan ini tampaknya memperdalam kekhawatiran memburuknya instabilitas di seluruh Timur Tengah akibat perang berkepanjangan Israel di Gaza. Sekutu-sekutu Iran di Lebanon, Suriah, Irak dan Yaman juga mulai terlibat dalam konflik tersebut.

Juga terdapat kekhawatiran Irak dapat kembali menjadi teater tempur konflik kawasan setelah AS menggelar serangkaian serangan ke milisi-milisi yang memiliki koneksi dengan Iran yang juga bagian dari pasukan keamanan resmi Irak. Serangan-serangan AS sebagai respon atas lusinan serangan ke pasukan AS di kawasan sejak perang Israel pecah pada 7 Oktober lalu.

Pada Senin (15/1/2024) malam, Garda Revolusi mengatakan serangan langsung pertama Iran ke wilayah selama perang Gaza merupakan respon atas "kekejian" terhadap beberapa komandan Garda Revolusi dan pasukan sekutu Iran di Timur Tengah sejak perang Gaza.

Pada Selasa (16/1/2023) kantor media berita Irak melaporkan Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani mengatakan serangan tersebut "agresi terang-terangan" terhadap Irak dan perkembangan berbahaya yang dapat merusak hubungan kuat antara Teheran dan Baghdad.

Ia mengatakan, Irak memiliki hak mengambil semua tindakan hukum dan diplomatis untuk menjamin kedaulatannya. Dalam protesnya Irak memanggil utusan Teheran dan pelaksana tugas duta besar Iran atau charge d'affaires Iran di Baghdad.  

Perdana Menteri Wilayah Kurdi Masrour Barzani menggambarkan serangan ke daerah pemukiman dekat kantor konsulat AS di Ibukota Wilayah Kurdistan, Erbil, sebagai "kejahatan terhadap rakyat Kurdi." Serangan tersebut menewaskan empat warga sipil dan melukai enam orang lainnya.

Sumber medis dan keamanan Irak mengatakan pengusaha Kurdi Peshraw Dizayee dan beberapa anggota keluarganya termasuk korban tewas, ketika salah satu roket menghantam rumah mereka. Penasihat Keamanan Nasional Irak Qasim al-Araji membantah rumah itu pusat mata-mata Israel.

"Untuk menanggapi klaim di sana markas Mossad kami mengunjungi tempat itu dan berkeliling ke setiap sudut rumah, dan semuanya mengindikasi itu rumah keluarga milik pengusaha Irak dari Erbil," katanya.

Saat ditanya mengenai pernyataan Iran mereka menyerang lokasi Mossad, juru bicara pemerintah Israel Avi Hayman mengatakan ia tidak akan berspekulasi. "Apa yang akan saya katakan adalah Iran terus menggunakan proksi-proksinya untuk menyerang Israel dari beberapa front. Kami mengecam aktivitas Iran dan kami menyerukan masyarakat internasional untuk menentang Iran dan mendorong perdamaian di kawasan," katanya.

Membela serangan Iran ke Irak, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan Teheran menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara lain. Tapi Iran memiliki "hak yang sah untuk mencegah ancaman terhadap keamanan nasionalnya.'

Selain serangan ke Erbil, Garda Revolusi mengatakan mereka juga melepas tembakan rudal balistik ke Suriah dan menghancurkan "operasi pelaku terorisme" di Iran termasuk ISIS. Kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan yang menewaskan hampir 100 orang dan melukai ratusan lainnya di Iran bulan ini.

Prancis menuduh Iran melanggar kedaulatan Irak dan Washington mengecam serangan tersebut sebagai "ceroboh." Pejabat AS mengatakan tidak ada fasilitas AS yang terkena tembakan.

Iran yang mendukung Hamas dalam perang melawan Israel, menuduh AS mendukung kejahatan Israel di Gaza. Washington menyatakan dukungan pada operasi militer Israel tersebut tapi mengungkapkan kekhawatiran mengenai jumlah korban sipil yang tewas.

Iran pernah menggelar serangan ke wilayah Kurdi, Irak sebelumnya. Mereka mengatakan daerah itu digunakan sebagai markas kelompok separatis Iran dan agen-agen mata-mata Israel. Baghdad telah mencoba untuk mengatasi kekhawatiran Iran terhadap kelompok-kelompok separatis di wilayah tersebut, dengan memindahkan beberapa anggotanya sebagai bagian dari kesepakatan keamanan yang dicapai dengan Teheran pada 2023.

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement