REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemuka agama di Indonesia menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa jelang pesta pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Hari ini MUI mengadakan Silaturahim Nasional seluruh pimpinan ormas Islam dan tokoh-tokoh agama di Indonesia. Harapannya kegiatan ini dapat mempererat persatuan jelang Pemilu," ujar Ketua Umum MUI Anwar Iskadar di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Dalam Silaturahim Nasional yang diinisiasi MUI ini dihadiri sejumlah tokoh ormas Islam dan para pemuka agama yang digelar di Grand Sahid, Jakarta.
Mereka yang hadir di antaranya Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, Ketum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia Gomar Gultom, hingga Ketum Permabudhi Philip K. Widjaya.
Kegiatan tersebut diisi dengan penyampaian dari perwakilan masing-masing majelis agama dan deklarasi untuk pemilu jujur, adil, aman, dan damai.
Kiai Anwar menyebut pentingnya menekankan penyelenggaraan pemilu yang adil, jujur, dan terbuka, merujuk kepada kebebasan berpendapat dan prinsip demokrasi bangsa ini.
"Pemilu yang damai dan bermartabat sejatinya merupakan jalan menuju Indonesia yang adil dan makmur," kata dia.
Menurutnya, berjalannya pemilu dengan baik diperlukan upaya-upaya strategis untuk mewujudkannya. Peran tokoh dan majelis-majelis agama yang ada di Indonesia menjadi penting dalam memberikan pengaruh yang besar.
Bagi Kiai Anwar, perbedaan pilihan bukanlah sesuatu hal yang perlu ditanggapi dengan pertikaian. Justru ragam perbedaan yang ada menjadi ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia.
"Kepada seluruh pimpinan ormas Islam harap dapat mengajak para imam, mubaligh, ustadz, dan khotib di masjid untuk memberikan edukasi kepada umat terkait pelaksanaan pemilu yang damai dan bermartabat," kata dia.
Ketua PP Muhammadiyah Syafiq A. Mughni mengatakan kontestasi pemilu tak sekadar pelaksanaan yang wajib dilakukan oleh setiap warga negara. Lebih dari itu, juga dipandang sebagai amanah yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
Dia juga mengingatkan bahwa tokoh agama, Pemerintah, KPU, Bawaslu, hingga aparat keamanan memegang amanah rakyat. "Apabila amanah tersebut dikhianati, maka kehancuranlah yang akan menunggu," katanya.