Rabu 17 Jan 2024 10:48 WIB

Alquran Ungkap Sifat Kaum Yahudi yang tidak Percaya Adanya Kiamat 

Orang-orang Yahudi banyak yang kerap melakukan pelanggaran terhadap syariat Allah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Yahudi Israel (ilustrasi)
Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Yahudi Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Bagi umat Islam yang beriman, kiamat merupakan suatu hal yang pasti dan harus dipercaya. Sedangkan bagi umat Yahudi, kiamat bagi mereka hanyalah kisah ‘dongeng’ yang tidak akan pernah terjadi.

 Allah SWT berfirman dalam Surat Al Mumtahanah ayat 13:

Baca Juga

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَتَوَلَّوۡا قَوۡمًا غَضِبَ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ قَدۡ يَــٮِٕـسُوۡا مِنَ الۡاٰخِرَةِ كَمَا يَــٮِٕـسَ الۡكُفَّارُ مِنۡ اَصۡحٰبِ الۡقُبُوۡرِ

 “Yaaa ayyuhal laziina amanuu laa tatawallaw qawman ghadibal laahu 'alaihim qad ya'isuu minal aakhirati kamaa ya'isal kuffaaru min as haabil qubuur.”

Yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan orang-orang yang dimurkai Allah sebagai penolongmu, sungguh, mereka telah putus asa terhadap akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur juga berputus asa.”

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al Mishbah menjelaskan dengan mengutip pendapat Ibnu Asyur yang mengatakan bahwa ayat tersebut berbicara tentang kaum Yahudi yang dimurkai Allah. Ibnu Asyur berpendapat bahwa Allah memberikan murka kepada orang-orang Yahudi karena sifatnya yang sombong.

Orang-orang Yahudi banyak yang kerap melakukan pelanggaran terhadap syariat Allah. Salah satunya adalah sifat orang Yahudi yang tidak mempercayai adanya kiamat. Hari Pembalasan menurut mereka hanya terjadi di dunia. Namun ada juga di antara mereka yang mempercayainya, namun karena mereka tidak mempersiapkan bekal untuk menghadapinya, maka mereka dipersamakan dengan yang tidak percaya.

Ketidakpercayaan dan ketidakpersiapan itu dipersamakan dengan sikap orang kafir yang hidup dewasa ini berputus asa untuk dapat menemui lagi orang-orang mati yang telah terkubur. Ini karena mereka tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian.

Atau sebagai berputus asanya penghuni kubur yang kafir untuk memperoleh ganjaran ukhrawi karena mereka telah mengetahui kesudahan mereka bahkan telah menerima panjar dari siksa yang diperuntukkan bagi mereka.

Dengan larangan ayat di atas, maka bertemulah ayat pada surat ini dengan awal yang menyatakan “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuh kamu menjadi teman-teman akrab.”

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement