REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembang gim (game developer) anak bangsa Agate, meluncurkan lini bisnis turunan baru Vertx Break. Lini ini berfokus pada 3D Stylized Art berkualitas tinggi dan game-ready untuk pengembang gim skala AA.
Co-Founder dan CEO Agate Shieny Aprilia, mengatakan Vertx Break dibangun atas potensi industri gim yang semakin besar di ranah lokal maupun global, serta meningkatnya kebutuhan art service dalam pengembangan sebuah gim.
“Kami yakin bahwa tahun 2024 akan menjadi babak baru yang menarik bagi industri gim, Agate pun terus berupaya menjadi katalisator industri gim di Indonesia dengan memanfaatkan keahlian dan akses global kami di industri ini, dengan banyaknya kemitraan global yang sudah kami bangun, kami yakin dapat terus membawa industri gim Indonesia meraih kesuksesan di panggung dunia,” kata Shieny, Rabu (17/1/2024).
3D Stylized Art merupakan bidang artistik visual yang digunakan dalam animasi maupun gim, tugasnya menciptakan estetika yang khas dan menarik sesuai dengan genre gim yang berbeda, seperti membuat model karakter utama maupun karakter lain, properti, hingga benda-benda terkecil apapun yang ada di dalam gim.
Meski baru diluncurkan, Vertx Break, perusahaan karya lulusan-lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu telah digaet sejumlah klien pengembang gim global yang namanya konfidensial atau masih dirahasiakan. Namun, Chief Strategy Officer Agate, Cipto Adiguno, mengatakan, klien 3D Stylized Art Vertx Break tersebut berasal dari beberapa negara Eropa, dan Asia Tenggara.
“Kalau gaya seni grafis gim yang realistik kan referensinya cukup jelas, ya, yang semakin realistik mirip dengan dunia nyata, tapi kalau seni stylized yang kita ingin targetkan itu yang tidak ada referensi yang sama, lebih kartun, lebih anime, atau apapun keinginan pengembang, nah ini adalah kekuatan utama kami, bisa beradaptasi dan mengikuti apa pun keinginan spesifik klien,” ujar Cipto.
Lebih lanjut, Vertx Break mengembangkan bisnisnya melalui inovasi kreativitas yang dimiliki oleh para talenta-talenta lokal serta keahlian teknis dengan visi artistik yang membuat sejumlah gim menggunakan Unreal Engine dan Unity.
Menciptakan model 3D yang terpersonalisasi bukanlah tugas yang sepele, apalagi dengan klien taraf dunia. Para seniman grafis Vertx Break yang seluruhnya merupakan tenaga lokal itu pun memiliki rekam jejak yang cemerlang di industri gim. Mereka pernah ikut serta mengerjakan proyek-proyek gim terbesar dunia seperti "Final Fantasy XIV Online", "Street Fighter V", "Marvel VS Capcom Infinite", "World of Tanks", dan masih banyak lagi.