Rabu 17 Jan 2024 12:53 WIB

Google PHK Ratusan Pekerja tapi Bilang Bisa Melamar untuk Posisi Lain

PHK terbaru Google ini melanjutkan tren pemutusan kerja di perusahaan teknologi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Google telah memberhentikan lebih dari seribu karyawan dari Pixel, Nest, Fitbit, Google Assistant, dan divisi teknik inti, baru-baru ini. Sekarang Google kembali memangkas “ratusan pekerja” di tim penjualan periklanan, menurut juru bicara perusahaan tersebut.

“Setiap tahun kami melalui proses yang ketat untuk menyusun tim kami guna memberikan layanan terbaik kepada pelanggan Iklan kami,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Engadget, Rabu (17/1/2024).

Baca Juga

Perusahaan menyatakan telah memetakan pelanggan ke tim spesialis dan saluran penjualan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan layanan mereka. Sebagai bagian dari hal ini, beberapa peran secara global dihilangkan dan karyawan yang terkena dampak akan dapat melamar posisi terbuka di tim atau di tempat lain di Google.

Juru bicara tersebut menolak memberikan informasi mengenai jumlah pasti karyawan yang terkena dampak PHK atau di mana mereka berada. Berita ini pertama kali dilaporkan oleh Business Insider, yang memperoleh memo yang dikirim oleh chief business officer Google Philipp Schindler kepada stafnya pada hari Selasa.

PHK terbaru Google ini melanjutkan tren pemutusan kerja di perusahaan-perusahaan teknologi, yang mengeluarkan ribuan pekerjaan pada tahun 2023. Dalam dua minggu pertama tahun ini, misalnya Amazon memangkas ratusan pekerja di layanan streaming video game Twitch, Prime Video, MGM Studios, dan Terdengar. Discord, Meta, Unity, dan Duolingo juga telah memecat karyawannya pada tahun 2024.

Pada bulan Desember, The Information melaporkan bahwa Google berencana untuk mengatur ulang unit penjualan iklannya, yang memiliki lebih dari 30 ribu orang untuk menggunakan pembelajaran mesin dalam membantu pelanggan membeli lebih banyak iklan pada produk unggulan. Hal itu seperti Google Penelusuran dan YouTube, yang merupakan cara perusahaan tersebut menghasilkan sebagian besar pendapatannya. 

Sebagian besar pengurangan karyawan perusahaan yang dilakukan saat ini dimaksudkan untuk lebih berfokus pada tim penjualan iklan yang menjual iklan ke bisnis besar. Sementara itu, perusahaan tersebut dilaporkan memberikan jutaan dolar sahamnya kepada peneliti terpilih di DeepMind, unit kecerdasan buatannya, untuk mencegah mereka beralih ke pesaing seperti OpenAI.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement