Rabu 17 Jan 2024 15:04 WIB

Balap Apple, Microsoft Resmi Jadi Perusahaan Terbesar di AS

Kenaikan nilai saham Microsoft diyakini berkaitan dengan divisi komputasi cloud.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Toko Microsoft di New York, New York, AS, 11 Juli 2023. Seorang hakim federal memutuskan bahwa Microsoft diizinkan untuk melanjutkan akuisisi perusahaan video game Activision.
Foto: EPA-EFE/JUSTIN LANE
Toko Microsoft di New York, New York, AS, 11 Juli 2023. Seorang hakim federal memutuskan bahwa Microsoft diizinkan untuk melanjutkan akuisisi perusahaan video game Activision.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apple resmi turun tahta sebagai perusahaan terbesar di Amerika Serikat (AS). Posisi tersebut kini dipegang oleh perusahaan teknologi raksasa yang dibangun oleh Bill Gates, yaitu Microsoft.

Tergesernya Apple sebagai perusahaan terbesar di AS disebabkan oleh kenaikan nilai saham Apple yang lesu. Meski 2023 merupakan tahun yang baik bagi Apple, nilai saham perusahaan tersebut hanya naik sebesar 39 persen.

Baca Juga

Capaian yang lebih besar berhasil diraih oleh Microsoft di sepanjang 2023, seperti dilansir ABC Columbia pada Rabu (17/1/2024). Pada periode 2023, nilai saham Microsoft naik sebesar 63 persen.

Kenaikan nilai saham Microsoft ini diyakini berkaitan dengan divisi komputasi cloud yang mereka miliki. Selain itu, minat terhadap kecerdasan buatan yang semakin tinggi juga dinilai turut berperan dalam mendorong Microsoft menjadi perusahaan terbesar di AS.

Seperti diketahui, Microsoft telah menginvestasikan sekitar 13 miliar dolar AS atau sekitar Rp 203,27 triliun kepada OpenAI. Microsoft kini memiliki 49 persen saham di perusahaan yang mengembangkan ChatGPT tersebut. ChatGPT merupakan chatbot berbasis AI yang diluncurkan oleh OpenAI pada 30 November 2022.

CEO Microsoft, Satya Nadella, turut memperkuat hubungan antara Microsoft dengan OpenAI di sepanjang 2023. Salah satunya dengan menambahkan perangkat berbasis AI seperti ChatGPT ke beragam produk Microsoft.

Di sisi lain, Apple dihadang oleh sejumlah masalah di sepanjang 2023, seperti dilansir CNN. Penjualan iPhone pada 2023 mengalami perlambatan karena beberapa faktor, termasuk melesunya penjualan iPhone di Cina.

Berdasarkan laporan, pemerintah Cina diduga sempat menerapkan pembatasan pembelian iPhone di negara mereka. Upaya ini diyakini membantu produsen ponsel pintar raksasa asal Cina, Huawei, untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Akan tetapi, pemerintah Cina telah membantah hal ini.

Selain itu, Apple juga sempat terjegal oleh adanya larangan penjualan Apple Watch model terbaru, Apple Watch Series 9 dan Apple Watch Ultra 2, di Amerika Serikat. Larangan yang bersifat sementara ini sempat dikeluarkan karena Apple dinilai menyalahi hak paten dari perusahaan lain. Adysha Citra Ramadani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement