Rabu 17 Jan 2024 15:11 WIB

Ekonom: Kondisi Ekonomi Global Indikasikan Ketidakpastian Tinggi

Penurunan harga energi global tertahan akibat eskalasi konflik di Timur Tengah.

Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi pertumbuhan perekonomian.
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi pertumbuhan perekonomian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kondisi perekonomian global saat ini mengindikasikan ketidakpastian yang masih tinggi.

"Perkembangan kondisi ekonomi global mengindikasikan bahwa ketidakpastian masih tinggi," kata Josua di Jakarta, Rabu (17/1/2024). 

Baca Juga

Ia menuturkan data inflasi global terkini di negara-negara maju, terutama Amerika Serikat (AS), masih menunjukkan tekanan inflasi yang masih berlanjut sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai arah suku bunga kebijakan global ke depan. Tingkat inflasi di AS pada Desember 2023 tercatat sebesar 3,4 persen secara year on year (yoy), meningkat dari 3,1 persen yoy di November 2023 dan di atas ekspektasi pasar yang sebesar 3,2 persen yoy.

Penurunan harga energi global tertahan akibat eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama terkait gangguan di Laut Merah. Josua mengantisipasi bahwa inflasi AS belum akan turun dengan cepat menuju target 2 persen, sehingga masih ada kemungkinan bank sentral AS atau The Fed memangkas suku bunga acuan pada paruh kedua 2024. Saat ini, pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 150 basis poin pada 2024.