Rabu 17 Jan 2024 15:54 WIB

BP Cekungan Bandung Ungkap Ini Penyebab Banjir di Kawasan Braga Bandung

Alih fungsi lahan di hulu dan penyempitan sungai berkontribusi terhadap banjir

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Ruangan sebuah rumah porak poranda setelah diterjang banjir yang merendam perkampungan di kawasan Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung Jawa Barat, Kamis (11/1/2024). Banjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Cikapundung. Mayoritas, lokasi yang terdampak berada di area dataran rendah pinggir Sungai Cikapundung.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ruangan sebuah rumah porak poranda setelah diterjang banjir yang merendam perkampungan di kawasan Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung Jawa Barat, Kamis (11/1/2024). Banjir terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Cikapundung. Mayoritas, lokasi yang terdampak berada di area dataran rendah pinggir Sungai Cikapundung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Badan Pengelola Cekungan Bandung mengungkap alih fungsi lahan menjadi faktor dominan penyebab banjir di kawasan Bandung Raya. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi dari semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Kepala BP Cekungan Bandung Tatang Rustandar mengatakan, terdapat beberapa penyebab yang membuat banjir melanda pemukiman warga di Jalan Braga, Kota Bandung. Alih fungsi lahan di hulu dan penyempitan sungai berkontribusi terhadap banjir di Bandung.

Baca Juga

"Fenomena banjir banyak faktor pertama bahwa air yang lari, larian air debit relatif tinggi akibat dari penggundulan hutan atau perambahan daerah yang harusnya hijau menjadi kawasan bangunan harusnya menjadi kawasan hijau menjadi terbangun otomatis run off menjadi tinggi," ujar Tatang, Rabu (17/1/2024).

Tatang mengatakan, air hujan yang seharusnya meresap ke tanah tertutup oleh bangunan atau jalan. Selain itu, daerah resapan air di hulu yang seharusnya ditanami tanaman keras digunakan budidaya tanaman semusim khususnya sayuran.

"Dampaknya run off menjadi tinggi dan ada erosi itu penyebab faktor di hulu," kata dia.

Selain itu, kata dia, di wilayah banjir atau terdampak genangan, sehingga terjadi penyempitan sungai. Penyempitan sungai terjadi karena adanya penyerobotan badan sungai oleh masyarakat serta penumpukan sampah di saluran drainase yang menyebabkan banjir meluap.

"Di daerah banjir, genangan banyak fenomena penyempitan sungai karena juga diserobot dulunya, penyerobotan badan sungai oleh masyarakat terakhir memang penumpukan sampah," katanya.

Tatang menilai, semua pihak mulai dari masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan lembaga swadaya masyarakat harus bekerja sama mengatasi permasalahan tersebut. Termasuk disiplin dalam segi perilaku.

"Harus disiplin gak buang sampah ke sungai kemudian di daerah banjirnya sungai jangan diserobot tapi itu kalau sudah jadi rumah tidak mudah memotong rumah jadi sungai," kata dia.

Ia melanjutkan pemerintah harus mendorong agar halaman atau jalan lingkungan di pemukiman diganti dari beton menjadi cor blok. Serta membangun sumur resapan air atau kolam retensi dan mengubah kawasan terbangun di daerah Bandung Utara menjadi resapan air kembali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement