Rabu 17 Jan 2024 21:10 WIB

Dekan Pertanian Unbraw Beberkan Sederet Kesalahpahaman Food Estate

Manfaat dari Food Estate memang tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat.

Red: Gita Amanda
Pengembangan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah.
Foto: Kementan
Pengembangan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar bidang sosiologi pertanian Universitas Brawijaya (Unbraw), Mangku Purnomo, membeberkan sejumlah kesalahpahaman terkait food estate (lumbung pangan). Hal pertama yang ia tegaskan adalah manfaat dari food estate memang tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat. 

“Yang bilang food estate tidak sukses hanya karena 1 kali gagal panen itu jelas-jelas tidak mengerti pertanian. Evaluasi baru bisa dilakukan setelah minimal 3 kali siklus panen,” kata Mangku dalam wawancaranya dengan Media Center Indonesia Maju. 

Baca Juga

“Paling cepat kita bisa merasakan manfaat food estate, kalau infrastrukturnya sudah bagus, maka dalam 3 tahun bisa dirasakan. Tapi kalau membangunnya dari awal, setidaknya butuh 5 tahun,” sambungnya, seraya menambahkan infrastruktur yang dimaksud adalah irigasi, gudang pengolahan, jalanan ke sentra produksi, dan jalanan ke pusat industri.

Lebih lanjut, Mangku menjelaskan apa yang dimaksud dengan lumbung pangan bukan sekadar pembebasan lahan dan membangun pertanian. Inti utamanya adalah bagaimana hektaran tanah pertanian bisa dikelola secara terpadu oleh pihak tertentu.