Kamis 18 Jan 2024 08:46 WIB

Soal Pemberantasan Korupsi, Prabowo Sepakat dengan Anies

Prabowo menilai perlu adanya pendekatan sistemik untuk pemberantasan korupsi.

Rep: Febryan A/ Red: Teguh Firmansyah
Capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menghampiri untuk bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
Foto: Republika/Thoudy Badai
Capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menghampiri untuk bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku sependapat dengan kompetitornya, Anies Baswedan soal tauladan yang baik dari pemimpin tertinggi adalah salah satu cara mencegah praktik korupsi. Pengakuan itu terbilang kontras dengan aksi keduanya yang saling serang dalam beberapa hari terakhir.

"Saya sependapat dengan Pak Anies tadi, harus dari atas. Political will, kehendak politik," kata Prabowo, yang berbicara setelah Anies, dalam acara Paku Integritas yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024) malam.

Baca Juga

Prabowo menjelaskan, kehendak politik yang dimaksudkan adalah kemauan seorang presiden untuk memberantas korupsi. Kehendak politik itu salah satunya diwujudkan dengan presiden memberikan contoh bekerja transparan, kepada semua bawahannya.

"Pengalaman saya di tentara, kalau pemimpin memberi contoh yang jelek, anak buahnya lebih jelek lagi. Jadi kita harus selalu memimpin dengan contoh, memimpin dari depan, transparan, dan selalu menegakkan, walaupun mungkin berat," kata mantan komandan jenderal (Danjen) Kopassus TNI AD itu.

Lebih lanjut, Prabowo mengaku setuju dengan pendekatan yang dilakukan KPK selama ini untuk memberantas korupsi, yakni pendidikan, pencegahan, dan penindakan. Namun, Prabowo ingin menambah satu pendekatan lagi, yakni pendekatan sistemik.

Dari penjelasannya, pendekatan sistemik berarti meningkatkan gaji pejabat negara terlebih dahulu. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi pejabat yang berniat korupsi. Apabila ternyata masih ada yang mencuri uang rakyat, maka akan ditindak dengan setegas-tegasnya.

Sebelum Prabowo mengaku sependapat dengan Anies, keduanya berseteru. Semua bermula ketika Anies bertubi-tubi 'menyerang' Prabowo saat debat capres pada Ahad (7/1/2024). Anies memberikan skor 11/100 atas kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan mengungkap luas lahan yang dikuasai Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Setelah debat itu, Prabowo saat kampanye di delapan provinsi di Sumatera sepanjang pekan lalu melancarkan serangan kepada Anies. Dia mengaku tak peduli atas penilaian jeblok dari Anies dan menyebut Indonesia tak butuh pemimpin yang hanya bisa bicara atau "cuma omon-omon". Terkait luas lahannya diungkit oleh Anies, Prabowo sampai berkata: "dia itu pintar atau goblok sih?".

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement