DAVOS – Iran mengingatkan dunia untuk menempuh langkah strategis terkait serangan Israel ke Gaza. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir Abdollahian menyatakan serangan ke Israel dan kepentingan terkait akan berhenti jika perang di Gaza berakhir.
Konflik yang bermula di Gaza, jelas dia, akan menyebar serta memicu ketegangan di seantero Timur Tengah. Paling tidak ini terlihat dengan langkah Houthi yang memilih beraksi di Laut Merah dengan menyerang kapal-kapal komersial sebagai dukungan terhadap Hamas.
‘’Berakhirnya genosida di Gaza akan membuat berakhirnya pula aksi-aksi militer dan krisis di kawasan (Timur Tengah),’’ kata Abdollahian di World Economic Forum, Davos, Swiss, Rabu (17/1/2024). Ia menuturkan, genosida di Gaza memantik gerakan di luar Gaza.
‘’Keamanan di Laut Merah mempunyai kaitan dengan perkembangan yang terjadi di Gaza. Semua orang akan menderita jika kejahatan Israel di Gaza tak berhenti. Semua front perlawanan akan tetap aktif,’’ katanya menegaskan.
Hamas melakukan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023 kemudian direspons dengan aksi militer Israel yang hingga kini, menyebabkan hingga 24 ribu warga sipil Gaza meninggal. Sebagian kalangan internasional menyebut Israel telah melakukan genosida.
Bahkan, Afrika Selatan telah membawa kasus ini ke pengadilan internasional, yakni International Court of Justice (ICJ), yang menggelar persidangan perdana pada 11 dan 12 Januari 2024 di Denhaag, Belanda.
Houthi yang berbasis di Yaman, sebagai wujud dukungan terhadap perlawanan Hamas terhadap Israel, melakukan seranga-serangan ke kapal komersial Israel atau menuju Israel. Ini menyebabkan gangguan terhadap perdagangan dunia.
Pada Jumat lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Houthi sebagai kelompok teroris, menyusul serangan pesawat tempur, kapal, serta kapal selam AS dan Inggris menyerang target-target Houthi yang ada di Yaman.
Houthi juga telah memantapkan tekadnya, membalas setiap serangan yang mereka alami. Dalam kesempatan di Davos, Abdollahian mengeklaim pula Teheran berbagai informasi intelijen dengan Irak mengenai aktivitas intelijen Israel di wilayah semi-otonom Kurdi.
Iran menyatakan, pasukan Garda Revolusi menyerang markas mata-mata Mossad di Irak yang ada di Kota Erbil, Senin lalu. Namun, kemudian Irak membantah ada pusat mata-mata Israel di negara mereka. (reuters/han)