REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON----Ratusan hektare persemaian padi milik petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Cirebon terendam air. Hal itu dikarenakan tingginya curah hujan di saat petani baru memulai persemaian.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, mengatakan, musim tanam rendeng (penghujan) 2023/2024 di Kabupaten Cirebon mengalami kemunduran satu sampai dua bulan. Hal itu akibat pengaruh el nino yang melanda Indonesia pada 2023.
Menurut Tasrip, pasokan air baru masuk ke areal persawahan pada akhir Desember. Sejak air masuk, petani kemudian melakukan persemaian. Namun, lanjut Tasrip, saat petani baru saja melalui awal musim tanam dengan melakukan persemaian, curah hujan pada awal Januari ternyata cukup tinggi. Hal itu menyebabkan persemaian mereka jadi terendam air.
‘’Jadi ya diulangi lagi persemaiannya,’’ ujar Tasrip, Kamis (18/1/2024).
Tasrip mengatakan, ada ratusan hektare persemaian yang harus ditanam ulang. Hal itu di antaranya terjadi di Kecamatan Kapetakan, Gunung Jati, Panguragan dan Gegesik. ‘’Umur persemaiannya berkisar antara 7-15 hari,’’ kata Tasrip.
Tasrip mengatakan, kondisi tersebut membuat musim tanam rendeng di lahan-lahan tersebut semakin mundur. Dampaknya, musim tanam gadu (kemarau) 2024 juga akan mengalami kemunduran. Untuk menghadapi mundurnya musim tanam gadu, Tasrip mengimbau para petani nantinya menanam benih padi dengan varietas umur pendek dan tahan hama. Hal itu bisa mengantisipasi kekeringan pada musim gadu.