Kamis 18 Jan 2024 21:21 WIB

Impor Beras Disetujui Jokowi, Asal Harga di Petani Tetap Terjaga  

Kebijakan impor beras guna menjaga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebijakan impor beras guna menjaga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah disetujui Presiden Joko Widodo.
Foto: Republika/Prayogi
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebijakan impor beras guna menjaga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah disetujui Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebijakan impor beras guna menjaga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah disetujui Presiden Joko Widodo. Arief mengatakan, syarat importasi dapat dilaksanakan asalkan harga di tingkat petani terjaga baik dan masuk sebelum panen raya. 

Hal ini disampaikannya saat menghadap Presiden Joko Widodo guna memastikan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) secured dan mencukupi. "Siang ini bersama Bapak Presiden dan beberapa Menteri terkait, termasuk Dirut Bulog, Bapak Presiden ingin memastikan bahwa stok beras kita cukup. Kemudian juga membahas persiapan nanti untuk jelang panen," kata Arief dikutip dari siaran persnya, Kamis (18/1/2024).

Baca Juga

"Kami laporkan kepada Bapak Presiden tahun lalu, beliau sudah menyetujui dalam rapat internal untuk melakukan importasi beras 2 juta ton. Syaratnya memang harga di tingkat petani tetap dijaga baik seperti hari ini. Jadi balance itu, mudah-mudahan bisa di cover. Lalu ada catatan, sebelum panen raya (importasi) sudah harus masuk," kata Arief.

Untuk itu, upaya menjaga harga petani senantiasa terjaga baik menjadi fokus pemerintah ke depannya. Arief menyebut, impor beras yang dilaksanakan demi memastikan stok CBP yang kuat, akan beriringan dengan terjaganya harga di tingkat petani.

Ia juga memastikan stok beras nasional cukup sampai musim nanti. "Kita tahu bulan depan ada Pemilu, Maret ada Ramadhan, dan April nanti Idul Fitri. Untuk angka panen di awal januari sudah ada proyeksinya, jadi angkanya dekat-dekat 1 juta ton," kata Arief.

Carry over importasi 2023 tersebut akan menjadi penambah kuota cadangan beras pada tahun 2024 ini. Dengan adanya stok CBP yang secured, diproyeksikan akan dipergunakan untuk berbagai program selama tahun 2024 ini. Pelaksanaan program bantuan pangan beras kepada 22 juta keluarga membutuhkan total 1,3 juta ton untuk 2 tahapan atau 6 bulan.

Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ditargetkan menggunakan 1,2 juta ton dari stok CBP yang dijaga Perum Bulog. Selama Januari-Maret ini, SPHP akan dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton tiap bulannya.

"Sementara kebutuhan beras sebulan sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton. Dua bulan di 2024 ini akibat El Nino, total kekurangan kita memang sampai 2,8 juta ton. Tapi kita akan cover dengan yang carry over 2023 dan importasi yang masuk di 2024. Jadi saya rasa cukup stoknya," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement