Kamis 18 Jan 2024 21:34 WIB

Cina Siap Jadi Mediator Redakan Ketegangan Iran-Pakistan

Cina dengan tulus berharap kedua belah pihak dapat bersikap tenang dan menahan diri.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Seorang petugas polisi berjaga di gerbang masuk utama Kementerian Luar Negeri Pakistan, di Islamabad, Pakistan, Kamis, 18 Januari 2024. Angkatan udara Pakistan melancarkan serangan udara balasan Kamis pagi terhadap Iran yang diduga menargetkan posisi militan, sebuah serangan yang menewaskan di setidaknya tujuh orang dan semakin meningkatkan ketegangan antara negara-negara tetangga.
Foto: AP Photo/Anjum Naveed
Seorang petugas polisi berjaga di gerbang masuk utama Kementerian Luar Negeri Pakistan, di Islamabad, Pakistan, Kamis, 18 Januari 2024. Angkatan udara Pakistan melancarkan serangan udara balasan Kamis pagi terhadap Iran yang diduga menargetkan posisi militan, sebuah serangan yang menewaskan di setidaknya tujuh orang dan semakin meningkatkan ketegangan antara negara-negara tetangga.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina menyatakan siap menjadi penengah untuk meredakan ketegangan antara Iran dan Pakistan. Hal itu disampaikan setelah kedua negara saling meluncurkan serangan militer untuk membidik basis teroris di wilayah perbatasan mereka.

“Pihak Cina dengan tulus berharap kedua belah pihak dapat bersikap tenang dan menahan diri serta menghindari peningkatan ketegangan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning saat mengomentari isu Iran-Pakistan pada konferensi pers reguler, Kamis (18/1/2024).

Baca Juga

“Kami juga bersedia memainkan peran konstruktif dalam meredakan situasi jika kedua belah pihak menginginkannya,” tambah Mao.

Mao menekankan bahwa Iran dan Pakistan adalah negara sahabat bagi Cina. Dia pun mengingatkan, kedua negara tersebut memiliki pengaruh penting. Pada Kamis pagi, Pakistan meluncurkan serangan militer ke wilayah Iran. “Pagi ini Pakistan melakukan serangkaian serangan militer presisi yang sangat terkoordinasi dan ditargetkan secara khusus terhadap tempat persembunyian teroris di provinsi Siestan-o-Baluchistan di Iran,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran dalam keterangannya, dikutip laman Al Arabiya.