Jumat 19 Jan 2024 01:41 WIB

Emas dalam Sejarah Islam, dari Standar Nilai Hingga Jadi Mata Uang

Dinar emas Islam pertama baru dicetak setengah abad setelah wafatnya Nabi SAW.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Koin emas era umayyah
Foto: Dok Isitimewa
Koin emas era umayyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emas memiliki peran penting dalam sejarah Islam, baik secara ekonomi maupun budaya. Dalam Islam, emas dianggap sebagai salah satu bentuk kekayaan yang legal dan dihargai.

Mata uang emas telah digunakan dalam sejarah Islam sebagai standar nilai dan alat tukar. Salah satu contoh yang terkenal adalah dinar emas dan dirham perak.

Baca Juga

Sebelumnya, bangsa Arab hanya berdagang dengan menerapkan sistem barter dan tidak pernah memproduksi mata uang sendiri. Bangsa Arab lalu mengadopsi dinar dan dirham sebagai sistem mata uang dan hal ini berlangsung hingga zaman Nabi Muhammad SAW.

Dalam proses penimbangan bobot dinar dan dirham tersebut, Nabi Muhammad SAW dibantu oleh seorang sahabatnya, yaitu Arqam bin Abi Arqam yang merupakan seorang ahli tempa emas dan perak pada masa itu.

Namun, pada awal abad ketujuh masa Nabi Muhammad koin belum ada. Sementara, koin emas dari kekaisaran Bizantium dan koin perak dari Persia saat itu sudah beredar.

Orang-orang Arab kemudian menyebar ke Timur Dekat atau Kawasan Levant pada pertengahan abad ketujuh. Mereka menjalin hubungan erat dengan masyarakat yang telah mengeluarkan koin selama berabad-abad tersebut.

Dinar emas Islam pertama baru dicetak sekitar setengah abad setelah wafatnya Nabi SAW oleh khalifah Bani Umayyah kelima, Khalifah Abdul Malik bin Marwan (68 M-705 M). Khalifah Abdul Malik mulai mencetak koin emas pada 697 M. Koin emas yang dicetak tersebut berbobot 4,4 gram dengan mencantumkan tulisan dinar.

Dua tahun berikutnya...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement