REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menambah pengoperasion jalan tol secara fungsional sepanjang 115 kilometer (km) saat masa libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan, tambahan operasional jalan tol tersebut untuk mengantisipasi volume lalu lintas yang meningkat saat periode Nataru.
Zainul menyebut, sebagaimana telah dilaporkan sebelumnya, panjang jalan tol yang sudah operasional pada saat Nataru yakni 2.816 km yang dikelola 52 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pada 73 ruas di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
"Selain jalan tol yang sudah operasional, kami juga mendorong dan mengoperasionalkan jalan tol secara fungsional, ini panjang tambahannya 115 km dan ini sudah terbukti bahwa tambahan untuk tol tol yang kita operasikan secara fungsional ini, volume kendaraan volume lalu lintas juga sangat signifikan," ujar Zainal dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR terkait evaluasi Pelaksaaan Nataru di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/1/2023).
Zainal melanjutkan, selain jalan tol, Kementerian PUPR juga menyiapkan jalan nasional mulai di Pulau Jawa sepanjang 1.600 km lebih dengan kondisi mantap 97,22 persen. Dengan demikian, kata dia, jika dibandingkan jalan tol di pulau Jawa sesungguhnya 6.500 km jauh lebih besar atau lebih panjang dibandingkan jalan tol operasional yang 1.782 km.
Di Pulau Jawa, untuk fungsional Nataru juga ditambahkan jalan Hutan Negara Sadang sepanjang 8,5 km dan Kartasura Karang Anom sekitar 13 km. Tak hanya itu, untuk memastikan pelayanan lebih baik, dilakukan perbaikan dan pelebaran jalan terutama di Tol Cikampek-Palimanan dari km 71 sampai dengan 85.
"Dan alhamdulillah sebagaimana juga dilaporkan oleh BUJT Jasa Marga bahwa pelebaran di Jabodetabek ini dari empat gerbang utama yaitu mencapai hampir 3 juta tepatnya 2,99 juta artinya meningkat 18,19 persen dari kondisi normal dan dan meningkat 6,48 persen dibandingkan YOY tahun lalu, menunjukan ada perubahan ada peningkatan aktivitas dan mobilitas," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan selama pelaksanaan angkutan libur Natal dan Tahun Baru 2024 dari 16 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024 terdapat 126 juta pergerakan masyarakat ke luar provinsi dan ke dalam provinsi.
Budi Karya mengatakan, pergerakan laut mengalami peningkatan yakni sebanyak 168 ribu yang terkonsentrasi di Kepulauan Riau, Nusa Penida dan Tanjung Balai Karimun. Sedangkan, untuk pergerakan kendaraan golongan 1 di Jabodetabek 2,3 juta mengalami kenaikan 10 persen dan golongan 1 yang masuk 2,3 juga pergerakan.
Kendati demikian, pada Nataru 2023 ini kecelakaan mengalami penurunan sebesar 12 persen.
"Kecelakaan turun 12 persen dari sebelumnya 3.865 menjadi 3.412 kejadian. Ini indikator angkutan Nataru ini berhasil dan saya ucapkan terima kasih khususnya teman teman Polri yang mengawal pergerakan itu," ujar Budi Karya saat rapat kerja dengan Komisi V DPR RI terkait Evaluasi Pelaksanaan Angkutan Nataru di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/1/2024).
Budi Karya menyebut penurunan angka Kecelakaan ini berkat sinergitas seluruh stakeholder untuk menghindari kejadian kecelakaan mulai dari imbauan tidak menggunakan motor maupun melalui mudik gratis.
Pada Nataru kali ini Kemenhub juga mencatat sebanyak 8.000 mudik gratis yang diikuti antusiasme masyarakat. Hal ini menjadi catatan bagi Kemenhub agar mudik gratis ini diberlakukan pada musim lebaran tahun 2024 ini.
"Mudik gratis sebanyak 8.000 dari Dirjen darat, kereta api dan laut. Antusiasme masyarakat tinggi ini jadi catatan kita kalau mudik lebaran tidak saja Kementerian, tetapi operator korporasi memberikan fasilitas mudik kepada karyawan," ujarnya.
Selain itu, Budi Karya menyebut tidak ada kemacetan yang berarti di simpul-simpul pergerakan selama Nataru. Pada Nataru ini pergerakan dari Barat ke Timur sekitar 81 kilometer/jam dan kecepatan rata-rata dari Jakarta- Semarang-Jakarta sekitar 84,9 per jam.
"Ini menunjukan bahwa kecepatan relatif memadai, artinya tidak terjadi suatu kemacetan yg berarti dan ini jadi bagian ukuran yang kami bahas dari waktu ke waktu, artinya kecepatan ini dalam kemacetan yang normal," ujar Budi Karya.