REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Senator DPD asal Jawa Tengah, Dr Abdul Kholik, mengatakan penyelenggaraan debat capres dan cawapres semakin menutup perhatian publik terhadap pemilu legislatif. Konsentrasi mereka hanya pada pasangan capres dan cawapres.
“Materi debat capres dan cawapres menjadi perhatian terus menerus dari publik. Hal ini ditambahkan dengan publikasi hasil survei setelah acara itu. Ini seolah melupakan adanya pemilu legiaslatif,’’ kata Abdul Kholik dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (19/1/2024).
Kholik menyatakan, kenyataan itu terlihat jelas ketika berkeliling di seluruh pelosok Jawa Tengah. Masyarakat tidak terlalu menaruh perhatian kepada pemilu legislatif. Masyarakat menjadi menganggap pemilu hanya sekadar mencari ‘biting’ (suara). Tidak ada perdebatan gagasan dari para caleg yang akan diperjuangkan.
‘’Hal itu tentu harus diluruskan. Sebab, pemilu legislatif juga sangat menentukan bagi perjuangan aspirasi masyarakat. Karena itu kami mendesak KPU untuk tidak memonopoli debat kepada capres dan cawapres. Para caleg harus diberi ruang untu kmemperdebatkan gagasannya dalam debat caleg yang diselenggarakan KPU di daerah,’’ lanjut Kholik.
Dengan demikian, lanjut Kholik, maka di daerah-daerah juga diselenggarakan ada forum debat visi misi gagasan caleg. Bahkan, kalau perlu menggandeng kampus-kampus di daerah untuk menyelenggarakan acara debat caleg tersebut.
“Saat ini masih memungkinkan untuk KPU Daerah menggelar debat caleg sehingga pemilu legislatif juga menjadi ajang adu gagasan dan sarana pendidikan politik. Masyarakat mencermati persoalan di daerahnya yang akan diperjuangkan para caleg sebagai kontrak politik. Kalau pemilu legislatif hanya cari suara maka akan terjebak dalam politik uang,’’ kata Abdul Kholik.