REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walter Mazzarri menjelaskan alasan ia mengubah taktik Napoli untuk mengejutkan Fiorentina. Ia memperingatkan bahwa formasi 4-3-3 sudah mulai kehilangan sinarnya, bahkan di bawah asuhan Luciano Spalletti.
Mazzarri mengejutkan banyak pihak dengan menanggalkan formasi 4-3-3 dan memilih formasi 3-4-3 pada laga semifinal Piala Italia di Riyadh, Arab Saudi. Namun, hal itu terbayar dengan kemenangan 3-0 pada Jumat (19/1/2024) dini hari WIB.
"Sejujurnya, saya melihat pertandingan Fiorentina menang 3-1 atas Napoli sebelum saya tiba dan saya berasumsi bahwa Vincenzo Italiano akan melakukan pendekatan yang sama," kata Mazzarri kepada Mediaset, dikutip Football Italia.
Ia mencoba untuk memberikan lebih banyak perlindungan kepada para pemain. Sebab, Napoli dinilainya tidak dapat menekan Fiorentina dengan kondisi mereka saat ini. Di matanya, itu satu-satunya cara untuk menghadapi Fiorentina yang telah menyebabkan banyak masalah bagi Napoli saat terakhir menghadapi Partenopei.
Giovanni Simeone membuka keunggulan melalui sebuah umpan silang dari Juan Jesus. Jonathan Ikone melepaskan tendangan penalti yang melambung di atas mistar gawang, yang seharusnya bisa membuat Fiorentina menyamakan kedudukan pada babak pertama.
Sebaliknya, Alessio Zerbin masuk dari bangku cadangan pada menit-menit akhir dan mencetak dua gol cepat untuk menentukan laga final melawan Inter Milan atau Lazio.
"Zerbin memiliki kualitas yang luar biasa. Sayangnya, orang-orang terobsesi untuk mendatangkan pemain dari luar negeri dan cenderung mengabaikan pemain lokal. Ia mencetak dua gol hebat, tapi ia masih muda, kurang matang dalam beberapa situasi, jadi kami butuh sedikit kesabaran. Namun saya yakin dia akan memiliki masa depan yang cerah," kata pelatih yang memasuki periode kedua menangani Napoli.
Giovanni Simeone lebih dipercaya di lini depan daripada Giacomo Raspadori, sementara Victor Osimhen sedang berada di Piala Afrika. Mazzarri memuji Giovanni, anak dari pelatih Atletico Madrid Diego Simeone.
Ia memuji Simeone sebagai pemain yang ingin bekerja sama dengan setiap pelatih. "Jika ia bermain tujuh menit, 20 atau 90 menit, ia selalu bersikap positif terhadap rekan-rekan setimnya. Ia juga sangat baik di atas lapangan dan ia layak mendapatkan semua pujian," kata Mazzarri.
Formasi 3-4-3 ini merupakan perubahan besar bagi Napoli, terutama karena Presiden Aurelio De Laurentiis mengatakan bahwa ia hanya merekrut Rudi Garcia karena ia memainkan formasi 4-3-3 yang sama dengan peraih scudetto, Spalletti.
"Napoli telah banyak berubah sejak musim lalu dan wajar jika mereka tidak akan bisa bermain dengan cara yang sama seperti saat mereka menggunakan formasi 4-3-3 yang luar biasa itu. Saya harus mengguncang segalanya dan mengatakan kepada para pemain bahwa kami bisa bermain dengan cara yang mirip dengan musim lalu, tetapi tidak persis sama," lanjut sang pelatih.
"Bagus bahwa mereka sekarang memiliki opsi-opsi lain sehingga kami bisa menjadi tidak dapat diprediksi. Jika Anda ingat, Napoli memenangkan Scudetto musim lalu, tapi kesulitan menjelang akhir musim, karena lawan mempelajari Anda dengan cermat dan sulit untuk terus mengulangi hal yang sama dengan sukses.
"Saya mempelajari Napoli dan terpesona dengan tim tersebut. Saya menonton semua pertandingan mereka. Jika Anda ingat ketika saya menjadi pelatih Napoli untuk pertama kalinya dan kami memiliki tiga pemain belakang, saya akan memindahkan Valon Behrami ke depan pertahanan, melepas satu pemain belakang dan menjadikannya 4-3-3. Saya melakukannya berkali-kali."
Menurut dia, butuh pemain yang tepat, yang memiliki banyak kecepatan dan dapat melakukan recovery bola dengan baik. Menurut dia, pemain bertahan seperti Kim Min-jae dibutuhkan untuk itu, tapi saat ini sedang membela Korea Selatan di Piala Asia.
Mazzarri menegaskan, ia harus meracik taktik sesuai dengan pemain yang tersedia. "Saya berharap bisa kembali bermain dengan formasi 4-3-3," kata dia.