REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan para muassis NU telah menyadari tentang peran perempuan yang sangat penting untuk mewujudkan negara yang kuat. Sebab NU didirikan di antaranya selain cita-cita peradaban juga untuk membentuk negara yang kuat.
Para Muassis NU telah lama berpikir dan merancang kekuatan dari kalangan perempuan. Pasalnya perempuan adalah tiang negara dan salah satu kunci menjadikan negara yang kuat.
"Maka demi kuatnya negara Indonesia, terangkatnya martabat, ibu-ibu Muslimat siap bergerak bersama," ujar Gus Yahya di acara Harlah Muslimat NU ke-78, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
Gus Yahya mengungkapkan para Muassis NU telah memberikan tempat yang setara terhadap perempuan. Seperti yang pernah diberikan kepada perintis Muslimat NU, Nyi Djuaesih. Dia diberikan panggung untuk tampil di tengah-tengah hegemoni kekuatan lelaki.
Dalam kesempatan ini, Gus Yahya takjub menyaksikan militansi Muslimat NU di acara harlah. Ia meyakini banyak tokoh Muslimat dari seluruh Indonedia yang memiliki ribuan santri bersedia duduk bersama dengan Muslimat lainnya.
"Semua rela duduk sama rendah karena tahu dan paham karena kita semua setara. Tidak laki-laki, perempuan semua setara. Kita akan terus setara bersaudara untuk berjuang demi NU, negara kesatuan Republik Indonesia," kata Gus Yahya.
Harlah Muslimat ke-78 ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Panglima TNI, Agus Subianto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Menag Yaqut Cholil Qoumas, Istri Almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid, Yenny Wahid, Habib Lutfi bin Yahya dan sejumlah petinggi PBNU lainnya. Ratusan ribu kader Muslimat NU dari seluruh Indonesia hadir di acara ini.
Rangkaian acara Harlah dimulai sejak Jumat (19/1/2024) yakni santunan anak yatim dan khataman al-Quran. Dilanjutkan dengan istighasah dan acara puncak pada Sabtu (20/1/2024).