Sabtu 20 Jan 2024 15:48 WIB

Survei Indikator: Tingkat Kepuasan Terhadap Presiden Jokowi Meningkat

Approval rating zaman Presiden Jokowi dinilai lebih stabil dibandingkan SBY.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: republika
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indikator merilis survei terbarunya mengenai tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden. Dari hasil survei Indikator, tingkat kepuasan terhadap Presiden cukup tinggi, yakni mencapai 79,3 persen.

"79,3 persen mengatakan sangat puas dan cukup puas. Ada 16,8 yang sangat puas, 62,5 merasa cukup puas. Kalau digabungkan itu menjadi 79,3 persen," ujar Peneliti Utama Indikator dan Dosen Senior Sosiologi UIN Jakarta, Hendro Prasetyo dalam paparan hasil survei Indikator dengan tema Efek Elektoral Debat Capres: Perbandingan Survei Tatap Muka dan Survei Telepon, Sabtu (20/1/2024).

Baca Juga

Sedangkan yang merasa kurang puas ada 17,2 persen dan tidak puas sama sekali sebanyak 2,4 persen. Sementara yang tidak jawab sebanyak 1,1 persen. "Jadi praktis ini menggambarkan tidak ada lagi yang tidak jawab besar ya kondisi saat ini," ujarnya.

Hendro mengatakan, jika dibandingkan survei sebelumnya, maka tren kepuasaan kinerja Presiden mengalami peningkatan dari 77 persen menjadi 79 persen. Menurut dia, sejak Agustus 2023, tren tersebut terus mengalami peningkatan.

Sementara itu, Peneliti Utama Indikator dan Dosen Senior Sosiologi UIN Jakarta, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, approval rating zaman Presiden Jokowi lebih meningkat tinggi dibanding zaman SBY. Menurutnya, approval rating di zaman SBY lebih fluktuatif. "Overall kita temukan approval rating presiden Pak SBY itu jauh lebih fluktuatif ketimbang Pak Jokowi," ujarnya.

Burhanuddin mengatakan, pada dasarnya approval rating atau tingkat kepuasan kinerja presiden siapapun akan sangat sensitif dengan tingkat inflasi. Ia mengatakan, tingkat inflasi pada masa Presiden SBY lebih tinggi dibanding Presiden Jokowi.

Rata-rata periode pertama tingkat inflasi di era SBY kurang lebih sekitar 8 persen sedangkan pada periode kedua yakni pada 2009-2014 sekitar 5,6 persen. Selain disebabkan karena tingkat inflasi, tingkat kepuasan terhadap SBY saat itu juga dipengaruhi oleh kasus Century dan juga kasus lainnya.

"Jadi kenapa approval Presiden SBY relatif fluktuatif dan pada waktu tertentu cenderung lebih rendah dibanding Pak Jokowi, itu karena inflasi pada masa Pak SBY itu lebih tinggi," jelasnya.

Sementara itu tingkat inflasi di era Presiden Jokowi dinilai lebih rendah. Pada 2022 hingga awal 2023 terjadi peningkatan inflasi, namun tingkat inflasinya masih lebih rendah dibandingkan zaman SBY. Bahkan dalam beberapa beberapa bulan terakhir angka inflasinya di bawah 3 persen.

"Itu data dari BI yang menjelaskan mengapa justru menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi itu approval ratingnya malah meningkat tinggi dan ini berbeda dengan jelang berakhirnya masa jabatan Pak SBY yang justru malah turun," jelas Burhanuddin.

Menurut dia, kondisi itulah yang menjadi alasan mengapa Jokowi tampil sebagai kingmaker.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement