Sabtu 20 Jan 2024 20:59 WIB

Inggris Diprediksi akan Alami Suhu Terdingin dalam 14 Tahun Terakhir

Suhu dingin di Inggris hingga Skotlandia diperkirakan capai minus 15 derajat celcius.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Salju yang menyelimuti kawasan Stanley, London, Inggris.
Foto: AP/Scott Heppell
Salju yang menyelimuti kawasan Stanley, London, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suhu terdingin dalam 14 tahun terakhir diperkirakan akan melanda Inggris dalam semalam, dengan beberapa bagian Skotlandia berpotensi mencapai suhu minus 15 derajat Celcius. Kondisi beku ini diperkirakan akan terus terjadi di seluruh Inggris Raya selama beberapa hari ke depan.

Terakhir kali suhu turun serendah ini di Inggris Raya yaitu pada Januari 2010, ketika suhu mencapai minus 22,3 derajat Celcius di Altnaharra, Skotlandia. Udara Arktik yang bergerak ke selatan melintasi Inggris menyebabkan malapetaka dan kesengsaraan, membuat banyak orang bertanya-tanya sampai kapan hal ini berlangsung.

Baca Juga

Mengapa suhu di Inggris sangat dingin? Kondisi ini dipicu oleh jet stream, yang mengalirkan udara dingin dengan kecepatan tinggi ke Inggris dari Kutub Utara. Meskipun ada sisi panas dan sisi dingin dari uap tersebut, Inggris Raya berada di sisi utara yang dingin. Musim dingin yang terjadi lebih lama juga membuat suhu di sana semakin dingin.

El Nino, fenomena yang terjadi setiap tiga sampai empat tahun sekali, juga berkontribusi pada suhu dingin di Inggris. Pada tahun-tahun ini, arus Pasifik yang lebih hangat mengubah pola konveksi tropis, menggeser arah jet stream dan menghangatkan suhu permukaan laut, yang pada gilirannya menghasilkan gelombang atmosfer.

Hal ini menciptakan pergeseran seismik pada cuaca musim dingin di seluruh Eropa. Selama tahun-tahun El Nino, Eropa utara dapat menjadi lebih dingin dan lebih kering, sementara Eropa selatan mendapatkan lebih banyak hujan.

Pada musim ini suhu di Inggris tercatat lebih dingin 5-6 derajat Celcius dari biasanya, adapun Skandinavia utara lebih dingin sekitar 20 derajat Celcius dari biasanya. Meskipun banyak orang merasa khawatir dengan kondisi ini, namun seorang ahli mengatakan bahwa ini sebetulnya adalah hal yang normal.

Matt Patterson, seorang asisten peneliti postdoctoral di bidang fisika atmosfer di University of Oxford, mengatakan bahwa suhu seperti ini menjadi kejadian yang jauh lebih umum pada 20-30 tahun yang lalu.

“Kita telah menyesuaikan diri dengan kondisi normal yang baru, tren keseluruhan menuju pemanasan. Perubahan iklim membuat tubuh kita tidak terbiasa dengan hari-hari yang sangat dingin. Kita sudah lupa bagaimana rasanya sebelum tren pemanasan,” kata Patterson seperti dilansir The Guardian, Sabtu (20/1/2024).

Patterson menambahkan, pada kenyataannya, musim dingin saat ini jauh lebih hangat dari biasanya. “Dengan kata lain, kita tidak akan mengalami banyak hari yang sangat dingin, yang merupakan variabilitas cuaca yang alami dan normal,” jelas Patterson.

Berapa lama ini akan berlangsung? Akhir pekan ini dilaporkan akan lebih sejuk, tetapi jenis cuaca yang sangat berbeda yang berpotensi mengganggu akan tiba seiring dengan meredanya cuaca dingin. Area tekanan rendah yang dalam diperkirakan akan masuk, membawa cuaca badai yang berpotensi mengganggu selama akhir pekan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement