REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Senin pahing, 11 Maret 2024. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menjelaskan alasan Muhammadiyah mengumumkan awal Ramadhan sekarang.
"Mengapa Muhammadiyah mengumumkan sekarang dan mungkin ada yang bertanya mendahului. Kami PP Muhammdiyah tidak mendahului siapa pun," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro No 23, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (20/1/2024).
Haedar menuturkan awal Ramadhan lumrah terjadi pada setiap tahun. Bahkan kalendar yang dikeluarkan organisasi Islam maupun negara juga telah lebih dulu menentukan awal Ramadhan.
"Jadi maklumat pengumuman Muhammadiyah ini maklumat yang normal terjadi dan dilakukan karena kami menggunakan metode hisab dengan metode khusus hisab hakiki wujudul hilal," ucapnya.
Menurut Haedar, penegasan tersebut perlu disampaikan agar tidak lagi ada polemik yang menganggap bahwa Muhamadiyah mendahului yang lain dalam menentukan awal Ramadhan. Haedar memastikan tidak ada yang didahului oleh Muhammadiyah dalam penentuan awal Ramadhan tersebut.
"Sebaliknya juga tidak ada yang kami tinggalkan," ujarnya.
Haedar menambahkan, perbedaan maupun kesamaan dalam menentukan awal Ramadhan dan Idul Fitri hal yang biasa di tanah air. Umat muslim mestinya terbiasa adanya hal tersebut selama ada perbedaan metode dalam penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, maupun Dzulhijjah.
"Sehingga pesan ini justru akan memperkuat niat kita dalam beribadah," ujarnya.
Sebelumnya, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah merilis hasil hisab awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah 1445 H/2024 M. Berdasarkan hasil hisab diketahui 1 Ramadhan jatuh pada 11 Maret 2024. Sedangkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada 1 April 2024. Kemudian 1 Dzulhijah 1445 H jatuh pada 8 Juni 2024.