REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehidupan di surga ataupun di neraka adalah suatu hal yang pasti. Maka baik itu penghuni surga maupun neraka, mereka akan abadi di dalamnya dalam dua kondisi: senang dan sulit.
Dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW ditemani Malaikat Jibril pergi ke langit. Di langit yang berlapis-lapis itu, terdapat sebuah peristiwa di mana Rasulullah SAW menemui malaikat yang wajahnya masam dan tak pernah senyum. Malaikat tersebut menampakkan bagaimana kehidupan dan ngerinya kehidupan neraka.
Dalam kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Ishaq syarah dan tahqiq Ibnu Hisyam dijelaskan mengenai perjalanan Isra Miraj Nabi.
Ibnu Ishaq berkata, “Berkata kepadaku dari Abu Said al-Khudri yang berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Ketika aku telah menuntaskan seluruh urusan di Baitul Maqdis, aku melakukan Miraj dan aku tidak pernah menyaksikan sebuah peristiwa yang lebih indah daripada peristiwa itu.
Yakni seperti seseorang yang melihat kematian saat sedang menjelang ajal. Lalu Malaikat Jibril membawaku naik hingga tiba di salah satu gerbang langit.
Gerbang langit tersebut bernama gerbang al-Hafazhah (para penjaga). Pintu al-Hafazhah ini dijaga salah satu malaikat yang bernama Ismail yang mengomandoi 12 ribu malaikat dan setiap satu dari mereka juga mengomandoi 12 ribu malaikat.”
Ditengah-tengah Rasulullah SAW menceritakan peristiwa tersebut, beliau melantunkan firman Allah SWT dalam Surat al-Mudatsir ayat 31: وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ “Wa maa ya’lamu junuda Rabbika illa huwa.” Yang artinya, “Dan tidak ada yang mengetahui tantara Tuhan-Mu melainkan Dia sendiri.”
Rasulullah SAW melanjutkan lagi, “Ketika Jibril masuk bersamaku, Malaikat Ismail bertanya, ‘Siapa orang ini?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia Muhammad,’ kemudian Malaikat Ismail bertanya, ‘Apakah dia sudah diutus?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Ya. Sudah,’ Malaikat Ismail lalu berdoa untukku.”
Ibnu Ishaq berkata...