Ahad 21 Jan 2024 14:50 WIB

Kisah Penemuan Ganja dalam Literatur Sejarah Dunia Arab  

Ada reaksi ketika memakan ganja.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Ladang Ganja (Ilustrasi)
Ladang Ganja (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam warisan dunia Arab, terdapat narasi yang menyebutkan ihwal tanaman ganja. Berdasarkan literatur sejarah di dunia Arab, narasi tentang ganja tersebar luas setelah tahun 1378 Masehi.

Penulis kitab Raahah Al Arwaah fii Al Hasyiis wa Al Raah, Taqi Al Din Abi Al Badri Al Dimasyqi, menjabarkan, asal mula tanaman ganja bermula dari Syekh Haidar Al Khurasani.

Baca Juga

Dia meninggalkan tempat pengasingannya lalu pergi ke padang pasir pada saat terjadi pertempuran, untuk memisahkan diri kelompoknya. Dia melihat banyaknya tanaman yang diam dan tidak bergerak karena tidak angin yang mengembuskannya di tengah terik cuaca panas.

Lalu, dia melewati tanaman yang daunnya menyilaukan mata. Dia pun memperhatikannya dan menyentuhnya. Seketika, tubuhnya menjadi bergerak gemulai seperti seorang pemabuk.

Kemudian, secara kasyf, dia mendapatkan seruan yang meminta dirinya untuk memakan daun tanaman tersebut. Dikatakan:

 فإنه أعظم القربات، فهو طعام المتفكرين في معانينا ومدام المعتبرين بمغانينا

"Karena ini adalah hadiah terbesar. Ini adalah makanan bagi mereka yang merenungkan makna kita, dan sumber bagi mereka yang mempertimbangkan lantunan kita."

Haidar Al Khurasani pun memakannya, dan ketika itulah dia merasakan keheranan dalam dirinya karena melihat apa yang dicarinya. Haidar menemukan rahasia di dalam dirinya dan mengetahui khasiat dan hikmahnya.

Setelah itu, Haider memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk memakannya, dan menyembunyikan rahasia tanaman itu dari kalangan keluarganya. Ini karena efek "gembira" yang begitu kuatnya dari tanaman ganja, yang tidak dapat dikendalikan oleh seseorang karena besarnya kekuatan tanaman tersebut.

Disebutkan dalam kitab itu, bahwa Abu Khaled berkata:

 زرعتها بزاوية الشيخ في حياته، فأمرني بزرعها حول ضريحه بعد وفاته. وعاش الشيخ حيدر بعد أن أوقفنا على هذا السرّ المكنون والأمر المصون عشر سنين وأنا في خدمته لم أره يقطع أكلها في كل يوم

"Saya menanamnya di sudut Syekh semasa hidupnya, dan dia memerintahkan saya untuk menanamnya di sekitar makamnya setelah kematiannya. Setelah dia memberi tahu kami tentang rahasia tersembunyi dan hal yang dilindungi ini, Syekh Haidar hidup selama sepuluh tahun, dan ketika saya mengabdi padanya, saya tidak melihatnya berhenti memakannya setiap hari."

Syekh Haidar Al Khurasani juga memerintahkan para sahabatnya untuk mengurangi porsi makan siang dan memakan daun hijau ini. Dia wafat pada tahun 618 Hijriyah di di sebuah gunung antara Nashawur dan Rawah.

Adapun jenis-jenis ganja, disebutkan oleh Abu Al Khair Al Ishbili pada abad ke-6. Dia menghitung bahwa ada 40 jenis ganja. Di antaranya adalah ganja babilonia, ganja Al Af'a yang bermanfaat untuk mengobati bekas gigitan ular, ganja Ad Dahis untuk mengatasi batuk, dan ganja Al Thalq yang bermanfaat untuk membantu persalinan.

Abu Al Khair Al Ishbili juga menanggapi ihwal ganja yang diambil dari biji pohon rami, bahwa hal tersebut menyebabkan sakit kepala yang sangat berat, mengerikan air mani, mengganggu reproduksi, dan memabukkan seperti halnya khamr yang memabukkan.

Referensi lain tentang ganja juga disebutkan oleh Ibnu Wahsyiyah dalam kitabnya berjudul Al Falahah An Nabathiyah, yang menyebutkan bahwa ganja mematikan otak dan sebagian besar mematikan jiwa tanpa penundaan, terutama bagi orang-orang berwatak dingin. Disebutkan juga di dalamnya bahwa jika tanaman itu dijadikan minuman, maka akan lebih efektif untuk hipnosis, menenangkan amarah dan sakit yang dirasa.

Di era sekarang ini, ada penemuan arkeologi yang memberikan petunjuk penggunaan ganja di zaman dahulu. Penggalian makam di China barat berusia 2.500 tahun, mengungkap bukti pertama yang menunjukkan bahwa manusia menggunakan ganja untuk sifat psikoaktifnya. Para ilmuwan dari Tiongkok dan Jerman menganalisis pecahan kayu dan batu yang terbakar dari pot di dalam makam.

Hasilnya menunjukkan kecocokan yang lengkap dengan ciri kimia ganja hindi, terutama jenis yang mengandung tetrahydrocannabinol (THC) dalam jumlah besar, dan dengan komponen yang paling efektif dalam hal efek Psikologis pada tanaman.

Para penulis penelitian yang diterbitkan pada Rabu, 12 Juni 2019 di jurnal Science Advances, mengemukakan kemungkinan penggunaan ganja pada zaman kuno saat upacara pemakaman, atau untuk berkomunikasi dengan roh dan orang mati.

Dahulu, penggunaan ganja hindi tidak seperti saat ini yang dihisap. Namun kemungkinan yang paling mungkin adalah dibakar seperti dupa di tempat tertutup untuk mengeluarkan uapnya.

Direktur Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia yang juga penulis laporan tersebut, Nicole Boivin menuturkan, ada temuan bahwa manusia di wilayah China barat dahulu membakar ganja di atas batu panas di dalam tempat pembakaran dupa kayu. "Ini adalah satu-satunya cara yang mungkin untuk menghisap ganja sebelum adanya teknologi pipa," kata dia.

Sumber:

https://al-akhbar.com/Kalimat/281933

Raahah Al Arwaah fii Al Hasyiis wa Al Raah

https://arabicpost.net/%d9%85%d9%86%d9%88%d8%b9%d8%a7%d8%aa/2019/06/13/%d8%a7%d8%b3%d8%aa%d8%b9%d9%85%d9%84%d9%88%d9%87-%d8%ae%d9%84%d8%a7%d9%84-%d9%85%d8%b1%d8%a7%d8%b3%d9%85-%d8%a7%d9%84%d8%af%d9%81%d9%86-%d9%88%d9%84%d9%84%d8%aa%d9%88%d8%a7%d8%b5%d9%84-%d9%85%d8%b9/

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement