Ahad 21 Jan 2024 16:38 WIB

Merasa Isu Pangan Disepelekan, TKN: Prabowo Ingin Masyarakat Indonesia Kenyang

TKN merasa isu pangan disepelekan, Prabowo ingin masyarakat Indonesia kenyang.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto. TKN merasa isu pangan disepelekan, Prabowo ingin masyarakat Indonesia kenyang.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto. TKN merasa isu pangan disepelekan, Prabowo ingin masyarakat Indonesia kenyang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyebut ada pihak-pihak yang menyepelekan isu pangan. Sebaliknya, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto memberikan perhatian besar terhadap isu pangan yang akan diwujudkan lewat program makan siang gratis.

"Ada benarnya jika disebut mimpi Pak Prabowo adalah bikin perut masyarakat Indonesia kenyang dan berkelanjutan. Ini adalah hak dasar dan masalah hidup mati bangsa," kata Komandan Tim Komunikasi TKN, Budisatrio Djiwandono lewat keterangan tertulisnya, Ahad (21/1/2024).

Baca Juga

"Yang menyatakan isu pangan dan makanan kurang penting dari yang lain mungkin belum menyadari fakta lapangan dan tantangan kedepan," ujarnya menambahkan.

Budisatrio yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu lantas menjelaskan urgensi isu pangan. Dia menyebut, saat ini terjadi ketimpangan besar antara jumlah penduduk dan luas lahan pertanian. 

"Penduduk kita bertambah 3 juta orang setiap tahun, sekitar 30 bayi per detik. Tahun 2045 diprediksi (penduduk) kita sudah 324 juta jiwa. Sementara di sisi lain, lahan pertanian kita terus berkurang 100 ribu hektare setiap tahun. Pak Prabowo menyadari hal ini, bahwa kita sangat rentan kelaparan," ujarnya.

Bagi Prabowo, kata dia, masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan mengandalkan impor bahan pangan. Sebab, kebijakan impor berisiko karena tak selalu ada negara yang mau mengekspor, sebagaimana terjadi saat pandemi Covid-19 di mana negara-negara produsen menyetop ekspor pangan.

"Untuk pangan, Indonesia harus swasembada. Jika mengandalkan impor, kedaulatan kita jadi taruhannya. Bayangkan jika pasokan dari luar terhenti, Indonesia terjadi bencana kelaparan. Kita rentan, karena menggantungkan perut kita ke negara lain," katanya.

Bahkan, lanjut Budisatrio, ketika impor lancar sekalipun, tetap ada masalah yang bisa muncul. Salah satunya masalah produk pangan lokal gagal bersaing di pasaran, sehingga membuat kesejahteraan petani menurun.

Permasalahan impor pangan tersebut, kata dia, disadari betul oleh Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Karena itu, Pemerintah menghadirkan solusi jangka panjang ketahanan pangan nasional lewat program food estate atau lumbung pangan.

"Pak Jokowi sudah menggagas food estate sebagai cadangan logistik nasional, dan Pak Prabowo bertekad melanjutkannya. Prabowo Gibran bahkan bertekad menyempurnakannya menjadi program Lumbung Pangan, diikuti industri pertanian yang memanfaatkan teknologi modern dan digital. Ini menjadi prioritas utama," kata Budisatrio.

Selain komitmen melanjutkan food estate, kata dia, Prabowo juga bertekad meningkatkan kesejahteraan petani. Prabowo turut bertekad melakukan reformasi agraria untuk mendukung pertanian masyarakat. 

"Ada kredit kepemilikan lahan, pembelian panen pemerintah dengan profit minimal 30 persen, akses langsung pupuk subsidi dan benih. Semuanya akan dilakukan karena petani ini ujung tombak kita menghadapi krisis pangan," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Terkait program makan siang dan susu gratis yang diusung Prabowo-Gibran, Budisatrio menyebut tak hanya mencukupi kebutuhan nutrisi para pelajar, tapi juga bertujuan menciptakan kedaulatan pangan. Sebab, program tersebut akan dijalankan dengan mengandalkan hasil pangan lokal sehingga petani lokal ikut sejahtera.

"Dengan petani lebih sejahtera, semoga anak-anak yang lebih pintar ini nantinya mau menjadi petani. Menjadi pahlawan bagi pangan bangsa," kata Budisatrio.

Sebelumnya, Prabowo menyindir soal ada capres lain yang lebih internet gratis bagi masyarakat, ketimbang makan bergizi graris. "Karena ada yang mengatakan tidak penting itu makan siang untuk anak-anak. Katanya lebih penting internet," ujarnya dalam acara konsolidasi relawan di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (20/1/2024).

Menurut Prabowo, orang-orang seperti itu tidak layak menjadi pemimpin karena otaknya lamban. "Orang yang bilang rakyat enggak minta makan itu anaknya saya kira otaknya agak, agak lamban. Kalau orang otaknya enggak jalan ya jangan jadi pemimpin," kata Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud merespons pernyataan Prabowo itu mengingat capres jagoan merekalah yang mengusung program internet gratis. Menurut TPN, program internet gratis dapat membantu siswa belajar dan mengembangkan bisnis UMKM.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement