REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ratusan ribu orang memadati jalan-jalan di Jerman pada Ahad (21/1/2024), untuk menyuarakan keberatan mereka atas partai politik ekstrem kanan dengan sikap antiimigran mereka. Aksi protes tersebut telah berlangsung beberapa hari setelah pengungkapan bahwa partai ekstrem kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) membahas rencana deportasi massal bagi orang-orang berlatar belakang asing.
Kepolisian Muenchen mengatakan pada puncaknya, sekitar 100 ribu orang mengikuti aksi tersebut di sekitar gerbang peringatan Siegestor, sehingga penutupan lalu lintas tetap diberlakukan. Selain itu, puluhan ribu orang juga berdemo di beberapa kota lainnya seperti Koln dan Bremen, tempat puluhan partai dan organisasi lokal juga berinisiatif untuk ikut serta.
Di ibu kota Jerman, Berlin, terdapat lebih dari 100 ribu orang berkumpul di depan parlemen Jerman mengecam agenda anti-demokrasi partai ekstrem kanan. Beberapa pendemo membawa spanduk dan papan bertuliskan pesan "Bersama melawan fasisme," "Nazi pergi," dan "Tidak pernah lagi, sekarang!"
Para pengunjuk rasa itu juga ada yang menyalakan lampu ponsel mereka sambil mneriakkan slogan menentang AfD. Dibentuk pada 2013, AfD menarik banyak suara pada 2015 ketika sekitar satu juta migran dan pengungsi tiba di Jerman.
Partai itu memasuki Bundestag untuk pertama kalinya pada 2017, dan popularitasnya dikatakan meningkat kembali sejak perang Rusia melawan Ukraina. Parlemen negara bagian baru akan dipilih pada September di Brandenburg, Saxony, dan Thuringia. Menurut survei, AfD dapat menjadi kekuatan terkuat di ketiga negara bagian tersebut.