REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG -- Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) bersama Self Learning Institute melakukan program konservasi bambu di Pondok Pesantren Teknologi Pertanian Al Islam Desa Kambitin Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalsel, sebagai komitmen wujudkan eco-pesantren di salah satu ponpes binaannya.
Perwakilan Ponpes Al Islam Ustadz Hakim, melalui siaran pers, mengatakan pesantren siap dan berkomitmen menjalankan kegiatan eco-edu-tourism itu karena berdampak besar pada kesejahteraan dan image baik ponpes. "Program konservasi bambu ini sebagai program unggulan dalam rangka mewujudkan Ponpes Al-Islam sebagai eco-pesantren," kata Ustadz Halim di Tabalong, dilaporkan Senin (22/1/2024).
Ia pun menyampaikan rasa syukur karena program ini berlanjut mengingat sebelumnya para santri di Ponpes Al Islam mendapat pelatihan pengolahan bambu oleh Yayasan Bambu Indonesia.
“Alhamdulillah, setelah mendengar paparan konsep dan arah pengembangannya, kami mendapat angin segar dan harapan baru untuk pesantren, khususnya untuk program bambu ke depannya," ujarnya.
Program bambu yang diinisiasi Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) sendiri merupakan bagian dari Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) di Ponpes Al Islam Kambitin. Kegiatan fokus memetakan kompleksitas yang dihadapi, baik oleh ponpes maupun YABN ketika memulai dan menjalankan program bambu itu serta membentuk dan memperkuat kelembagaan dalam menjalankan budidaya bambu.
Selain penguatan kelembagaan juga diberikan berbagai praktik pertanian alami bagi kalangan ponpes dengan harapan ilmu yang diterima bermanfaat untuk pengembangan budidaya bambu dan tanaman lain.
Perwakilan Self Learning Institute Mochammad Irvan Efrizal menjelaskan budidaya bambu di Ponpes Al Islam sangat mendukung untuk mewujudkan eco-pesantren. Menurutnya, budidaya bambu yang terintegrasi dengan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam di sekitarnya bagian dari pembelajaran bagi santri.
"Adaro wujudkan eco-pesantren di Tabalong lewat konservasi bambu sebagai langkah konkret dalam menjawab tantangan krisis ekologi saat ini," ujar Irvan.
Penanaman bambu sendiri adalah upaya untuk menjawab tantangan krisis ekologi yang terjadi saat ini dan juga sebagai upaya perbaikan kualitas lingkungan.
Bambu salah satu tanaman yang menghasilkan 62 ton oksigen per hektare dan dapat menyerap 88 ton karbondioksida dalam setahun. Selain itu bambu adalah tanaman yang dapat mengkonservasi air dan dalam satu rumpunnya dapat menyimpan hingga 5.000 liter air.
Irvan menyebutkan adanya kawasan konservasi bambu di Ponpes Al Islam maka kualitas udara dan cadangan air untuk kebutuhan pondok pesantren dan masyarakat sekitar akan menjadi lebih baik.