Senin 22 Jan 2024 13:25 WIB

Malaysia Bakal Sampaikan Pernyataan Lisan di ICJ Terkait Israel

Malaysia bertekad menggunakan setiap platform untuk mendukung Palestina.

 Menteri Kehakiman Afrika Selatan Ronald Lamola hadir saat akan digelar sidang kasus genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan  di Mahkamah Internasional (ICJ),di The Hauge, Belanda, (11/1/2024).
Foto: ANP
Menteri Kehakiman Afrika Selatan Ronald Lamola hadir saat akan digelar sidang kasus genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ),di The Hauge, Belanda, (11/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia akan menyampaikan pernyataan lisan di Mahkamah Internasional (ICJ) pada 22 Februari 2024 untuk mendapat Pendapat Nasihat ICJ mengenai dampak hukum kebijakan dan tindakan pelanggaran Israel terhadap Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur.

Kementerian Luar Negeri (KLN) Malaysia dalam siaran pers yang dikeluarkan di Putrajaya, Senin (22/1/2024), mengatakan Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan akan memimpin delegasi Malaysia ke Sesi Dengar Pendapat Umum di Peace Palace, Den Haag, Belanda, pada 19 Februari 2024 untuk mendapatkan Pendapat Penasihat Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai dampak hukum yang timbul dari kebijakan dan pelanggaran terus-menerus Israel terhadap Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur.

Baca Juga

Selanjutnya, Malaysia akan menyampaikan pernyataan lisan kepada ICJ pada 22 Februari 2024, menurut siaran pers itu. KLN juga mengatakan Malaysia sebelumnya telah menyampaikan pernyataan tertulis pada 25 Juli 2023 kepada ICJ yang menyoroti pelanggaran Israel terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Proses perolehan Advisory Opinion ICJ itu merupakan tindak lanjut dari Resolusi 77/247 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diadopsi pada 30 Desember 2022, dan disponsori bersama oleh Malaysia. Malaysia mendukung penuh tindakan hukum yang dilakukan Afrika Selatan terhadap Israel sehubungan dengan pelanggaran tanggung jawabnya berdasarkan Konvensi 1948 tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida.

KLN juga mengatakan bahwa Malaysia sedang menjajaki opsi yang tersedia untuk lebih mendukung kasus itu. Siaran pers itu juga menyebutkan Malaysia bertekad menggunakan setiap platform untuk mendukung Palestina dan mengakhiri kekejaman di Gaza, serta membawa Israel ke pengadilan.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement