Senin 22 Jan 2024 16:31 WIB
ACHMAD SYALABY ICHSAN dari El-Arish, Mesir

Tembus El-Arish, Tim BSMI Salurkan Bantuan Bagi Pengungsi Gaza

El-Arish merupakan kota terdekat dengan perbatasan Rafah yang menjadi gerbang Gaza

Tim BSMI melakukan audiensi dari perwakilan Rumah Sakit Bir El-Abd di Sinai Utara
Foto: Dok-BSMI
Tim BSMI melakukan audiensi dari perwakilan Rumah Sakit Bir El-Abd di Sinai Utara

REPUBLIKA.CO.ID, EL-ARISH --Tim Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menembus Kota El-Arish, Mesir dengan perjalanan darat dari Kairo, Sabtu (20/1/2024).El-Arish yang merupakan kota terdekat dari Gerbang Rafah, yakni perbatasan untuk memasuki jalur Gaza, diisi oleh sekitar tiga ribu pengungsi Palestina dari Gaza. 

Dalam perjalanan sejauh 450 kilometer yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pembina BSMI Prof Basuki Supartono tersebut, tim BSMI harus melalui tujuh kali pemeriksaan. Titik-titik pemeriksaan tersebar dari Ismailiyah,  Sinai Utara, hingga saat akan memasuki gerbang kota El-Arish. 

Basuki mengatakan, perjalanan darat ke El-Arish dilakukan untuk menjajaki kemungkinan bantuan implan bagi para pasien cedera berat asal Gaza yang dirawat di beberapa rumah sakit Mesir di El-Arish. Menurut Basuki, bantuan tersebut merupakan permintaan langsung dari otoritas Kementerian Kesehatan Mesir yang ditemui tim BSMI sebelumnya. 

"Mereka punya dokter tapi untuk ketersediaan alat medis khususnya implan mereka butuh, "ujar Basuki saat berbincang dengan Republika di El-Arish. 

Untuk itu, Tim BSMI menyambangi Rumah Sakit Bir el-Abd yang menampung sebanyak 37 pasien Gaza yang cedera akibat perang. Tidak hanya itu, rumah sakit ini juga menampung pasien-pasien kronis lainnya sehingga total pasien asal Gaza di rumah sakit ini menjadi 46 orang. 

Tim BSMI pun menyalurkan bantuan uang tunai bagi para pengungsi Gaza dengan bekerjasama dengan mitra setempat. Basuki berharap agar permintaan Kementerian Kesehatan Mesir agar masyarakat Indonesia membantu para pengungsi di Gaza direspons positif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement