Senin 22 Jan 2024 18:32 WIB

Dinilai Kampanyekan LFP, TKN Anggap Thomas Lembong Diskreditkan Pemerintah

Produk Tesla dinilai masih menggunakan energi atau baterai berbasis nikel.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (21/1/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Ahad (21/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menilai Thomas Lembong mengampanyekan LFP atau lithium ferro phosphate. Kampanye oleh sosok yang tergabung dalam Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) itu dinilai untuk mendiskreditkan pemerintah. 

Sekretaris TKN Prabowo-Gibran Nusron Wahid mengatakan, Gibran memiliki fokus ketika bertanya mengenai LFP kepada Muhaimin dalam debat yang digelar pada Ahad (21/1/2024) malam. Pasalnya, Timnas Amin dianggap mengampanyekan produk dari Cina itu merupakan saingan dari nikel produksi Indonesia.

Baca Juga

"Sebetulnya ini (kampanye Thomas Lembong) adalah kampanye antikebijakan penyetopan ekspor nikel yang ada di Indonesia, yang dilakukan pemerintah Indonesia, di mana ekspornya itu akan dijadikan bahan baku hilirisasi," kata dia, Selasa (22/1/2024).

Ia mengatakan, yang dilakukan Thomas Lembong adalah kampanye untuk mendeskreditkan Indonesia, yang menyetop dan melarang ekspor nikel. Seakan menyatakan akan terjadi kelebihan produksi nikel, sehingga produk nikel Indonesia tak akan laku di pasar internasional. 

"Saya kira kampanye ini justru semalam ditanyakan Pak Gibran kepada paslon 1, karena itu (kampanye LFP) adalah logika yang menyesatkan dan akan merugikan Indonesia," ujar Nusron.

Ia menambahkan, dalam konteks secara umum, penggunaan nikel untuk baterai masih digunakan, alih-alih menggunakan LFP. Bahkan, produk Tesla juga masih menggunakan energi atau baterai berbasis nikel.

"Jadi kalau ini dibilang tebak tebakan oleh mas Muhaimin, ini tebak tebakan apa? Wong, ini merupakan hal substantif, bukan masalah tebak tebakan, ini menyangkut energi Indonesia," kata dia.

Menurut dia, Muhaimin dalam debat itu tidak memahami konsep LFP yang ditanyakan Gibran. Hal itu dinilai berbahaya, lantaran apabila menjadi pemimpin, yang bersangkutan bisa disetir oleh negara asing.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement