REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru yang dirilis SPIN menemukan adanya tren kenaikan elektabilitas dari beberapa partai baru, seperti PSI dan Partai Gelora. Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara menilai, partai baru yang memiliki tren kenaikan tercatat sebagai partai dengan corak yang lebih kental warna nasionalisnya atau moderat ketimbang corak keagamaan.
"Secara teori, sebagian besar para pemilih Indonesia memang lebih memilih partai nasional ketimbang partai agama. Jadi partai yang melakukan pendekatan nasionalis dan moderat cenderung lebih banyak dipilih," kata Igor di Jakarta, Senin (22/01/2024).
Menurut Igor, positioning Partai Gelora saat ini bisa dibilang sudah tepat. Walaupun secara historis merupakan partai pecahan dari PKS, namun Gelora berhasil membangun narasi baru sebagai partai moderat yang tidak kental identitas keislamanannya.
"Dengan memilih asas pancasila, maka Partai Gelora bisa memperluas dukungan pemilih dari rumpun partai-partai islam yang makin mengecil," ucap Igor.
Walaupun untuk lolos ambang batas parlemen empat persen masih terbuka, kata Igor, Gelora sebagai partai baru perlu bekerja keras dan menciptakan varian baru yang berbeda dengan partai lama. "Keberhasilan Partai gelora lolos verifikasi dan ikut pemilu, harus disertai dengan menciptakan varian baru dalam politik Indonesia dengan visi dan misi yang dimilikinya," kata Igor.
Lembaga survei SPIN merilis elektabilitas partai politik peserta Pemilu 2024. Survei menunjukkan partai-partai baru seperti PSI dan Partai Gelora mengalami kenaikan elektabilitas. PSI mendapatkan 3,8 persen, sedangkan Partai Gelora meraih dua persen.
Survei digelar pada 8-14 Januari 2024 dengan melibatkan 2.178 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling di 38 provinsi Indonesia. Survei dilakukan dengan direct interview menggunakan bantuan kuesioner. Adapun margin of error survei kuraang lebih 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Elektailitas lengkap partai peserta Pemilu 2024:
Gerindra 21,1 persen
PDIP 19,7 persen
Golkar 10,1 persen
Demokrat 8,4 persen
PKB 7,2 persen
PKS 6,9 persen
Nasdem 5,8 persen
PAN 4,1 persen
PSI 3,8 persen
PPP 2,2 persen
Gelora 2 persen
PBB 1,8 persen
Perindo 1,1 persen
Partai Ummat 0,2 persen
Partai Hanura 0,2 persen
Partai Buruh 0,1 persen
Partai Garuda 0,1 persen
PKN 0,1 persen
TT/TJ 5,1 persen