Ditulis oleh Rizky Jaramaya
JAKARTA -- Israel berencana untuk mengangkut barang dari India melalui Uni Emirat Arab (UEA) untuk menghindari serangan Houthi di Laut Merah. Menurut laporan Anadolu Agency, Menteri Transportasi Israel, Miri Regev telah membentuk tim profesional untuk merencanakan pengangkutan barang melalui darat dari Abu Dhabi ke Israel.
“Pengangkutan barang melalui darat akan mempersingkat waktu 12 hari dan sangat mengurangi waktu tunggu yang ada akibat masalah Houthi. Kami akan melakukannya dan kami akan berhasil," ujar Regev.
Sejak berita ini diturunkan, otoritas Emirat belum menanggapi pernyataan menteri Israel tersebut. Ketegangan di Laut Merah telah meningkat akibat serangan Houthi terhadap kapal komersial yang diduga memiliki hubungan dengan Israel.
Kelompok Houthi mengatakan, serangan mereka bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan serangan di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 25.295 orang meninggal dunia. Israel menyerang Gaza sejak Hamas melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023.
Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap sasaran Houthi di Yaman dalam beberapa hari terakhir. Langkah ini sebagai pembalasan atas serangan Houthi yang telah menciptakan kekhawatiran terjadinya serangan inflasi baru dan gangguan rantai pasokan.
Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar. Jalur ini digunakan untuk transit antara Terusan Suez di Mesir dan Teluk Aden, sehingga memungkinkan kapal menghindari rute yang lebih mahal dan lebih panjang melintasi pantai selatan Afrika.
Saat ini kapal kargo yang menyeberang ke Laut Merah menyatakan bahwa mereka tidak memiliki hubungan dengan Israel. Hal ini dilakukan untuk menghindari sasaran kelompok Houthi di Yaman. Berdasarkan fitur keselamatan navigasi yang dikenal sebagai Sistem Identifikasi Otomatis (AIS), yang mengirimkan identitas, lokasi, dan tujuan kapal, beberapa kapal telah mematikan alat pelacaknya saat memasuki wilayah tersebut. Hal ini sebagai upaya agar tidak teridentifikasi oleh kelompok Houthi.
Bloomberg melaporkan, semakin banyak kapal kargo dan kapal tanker minyak di Laut Merah yang menyiarkan frasa seperti “Semua awak kapal Cina”, dengan harapan hubungan dengan Beijing akan meyakinkan Houthi untuk tidak menyerang mereka. Setidaknya sembilan kapal yang mendekati atau melintasi Laut Merah telah menulis ulang tujuan mereka dan menyatakan “semua awak kapal Cina” di situs web AIS. Sementara dua kapal di wilayah tersebut juga mengumumkan bahwa mereka adalah milik Rusia.