Selasa 23 Jan 2024 09:28 WIB

Makan Balut dari Embrio Bebek, Halal atau Haram dalam Islam?

Balut merupakan makanan yang di dalam cangkangnya terdapat embrio bebek.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang pria asal Filipina membawa sepiring balut.
Foto: Dok. EPA/RITCHIE B. TONGO
Seorang pria asal Filipina membawa sepiring balut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahukah kamu ada makanan "unik" bernama balut? Di Filipina, balut dianggap sebagao salah satu makanan lezat eksotis. 

Balut sudah ada sejak hampir 200 tahun lalu. Apa yang dulunya dianggap sebagai hidangan kelas atas kini dinikmati dengan mudah di warung makan biasa.

Baca Juga

Bagi orang yang tidak terbiasa makan balut, apalagi baru pertama kali melihatnya, mungkin akan mudah untuk mengatakan, "Tidak, terima kasih". Dalam Islam, banyak fatwa yang telah menyebutkan bahwa balut termasuk kategori bangkai. Memakan bangkai sudah jelas hukumnya bahwa itu haram kecuali ikan. Ini dijelaskan dalam Alquran surat Al-An’am ayat 145.

“Katakanlah, tidak ku dapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya, kecuali (daging) hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging babi karena ia najis, atau yang disembelih secara fasik, (yaitu) dengan menyebut (nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa pun yang terpaksa bukan karena menginginkannya dan tidak melebihi (batas darurat), maka sesungguhnya Tuhanmu Mahapengampun lagi Mahapenyayang”.

Berdasarkan ayat di atas dan ayat-ayat di surat yang lain seperti Al-Baqarah ayat 173, Al-Maidah ayat 3, dan An-Nahl ayat 115, Allah SWT dengan tegas mengharamkan bangkai. Jadi jelas sekali bahwa daging bangkai tidak boleh dikonsumsi oleh umat Islam, kecuali bangkai ikan dan belalang sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits sahih berikut ini.

“Dari Abdullah bin Umar radliyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, dihalalkan untuk kalian dua macam bangkai dan dua macam darah. Adapun dua macam bangkai yaitu ikan dan belalang, sedangkan dua macam darah adalah hati dan limpa".

Bagi orang Filipina, balut bukan sekadar sesuatu untuk dinikmati, namun juga sebuah gaya hidup. Pada 1950-an, kotamadya Pateros memiliki sekitar 400 ribu ekor bebek yang memproduksi telur yang kemudian menjadi balut, industri nomor satu di daerah tersebut. 

Tapi, apa hubungannya bebek dengan balut? Apa yang menjadikannya favorit di kalangan budaya Filipina? Balut merupakan jajanan kaki lima yang banyak dikonsumsi di Filipina, namun juga populer di negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Tiongkok, Malaysia, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. 

Balut adalah telur bebek yang telah diinkubasi pada suhu sekitar 104 derajat Celsius untuk jangka waktu tertentu. Proses pembuahan balut berkisar 16 sampai 20 hari. Artinya di dalam telur bebek yang telah dibuahi ini terdapat embrio yang berumur sekitar satu minggu untuk menetas. Dalam proses perkembangan embrio ini akan memiliki bulu dan paruh, artinya sudah berbentuk janin bebek.

Sebelum dimakan, janin bebek ini direbus dulu yang artinya itu telah menjadi bangkai sebelum dikonsumsi. Selain itu, karena balut ini sudah berbentuk janin unggas, ini bisa berbahaya karena kemungkinan besar mengandung bakteri Salmonella. Bahkan sudah sempat dibuat petisi untuk menghentikan konsumsi balut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement