Selasa 23 Jan 2024 10:45 WIB

Menteri LHK Bantah Data Mahfud MD Soal Deforestasi

Menteri LHK Siti Nurbaya membantah data Mahfud MD soal deforestasi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya Bakar. Menteri LHK Siti Nurbaya membantah data Mahfud MD soal deforestasi.
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya Bakar. Menteri LHK Siti Nurbaya membantah data Mahfud MD soal deforestasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, membantah data yang ditunjukkan oleh Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, mengenai deforestasi hutan di Indonesia. Siti Nurbaya menilai Mahfud keliru dalam mengalkulasikan data. 

Dalam sesi debat Pilpres 2024, Mahfud menyebut jumlah deforestasi hutan di Indonesia mencapai 12,5 juta hektare. Siti menduga data yang dipaparkan itu tak sesuai fakta.

Baca Juga

"Saya harus mengatakan bahwa data itu salah. Saya bisa kasih tahu data yang sebenarnya. Kalau dipakai sejak tahun 2013, ada persoalan konsep. Dan ada persoalan bagaimana membaca data," kata Siti saat ditemui sejumlah wartawan di Media Center Kementerian LHK pada Senin (22/1/2024).

Siti menjelaskan angka deforestasi hutan di Indonesia pada tahun 2013 adalah 730 ribu hektare. Lalu di tahun 2015, angka deforestasinya bertambah menjadi 1,09 juta hektare.

"Jadi dari 0,73 juta hektare naik ke 1,09 juta hektare itu karena bencana El Nino di tahun 2015. Kemudian di tahun 2016 turun jadi 630 ribu hektare, dilanjutkan 2017 menjadi 480 ribu hektare, 2018 jadi 440 ribu hektare," ujar Siti.

Siti menyebut di tahun 2019 Indonesia kembali mengalami El Nino. Namun tidak separah di tahun 2015. "Angka deforestasinya menjadi 460 ribu. Sekarang di tahun 2022, kita hanya deforestasi 104 ribu hektare," ujar Siti.

Siti mempertanyakan data yang disampaikan Mahfud soal deforestasi. Siti menduga kubu Mahfud keliru dalam menghitung jumlah deforestasi. 

"Jadi penegasannya itu, tadi bayangin aja 700 ribu hektare. Ini nggak bisa data kumulatif dengan data tahun selanjutnya. Misalnya tahun ini ada 600 ribu hektare lahan mengalami deforestasi, tahun depannya menjadi 900 ribu. Tidak bisa ditambahin begitu, 600 ribu tambah 900 ribu hektare. Kan nggak, tempatnya masih sama. Artinya angka deforestasi yang bertambah hanya 300 ribu hektare," ujar Siti.

Selain itu, Siti mengungkapkan penurunan angka deforestasi di Indonesia mendapat apresiasi di sejumlah lembaga internasional. Ini termasuk Perdana Menteri Norwegia pada saat acara COP28.

"Dan kita Indonesia ini nggak main-main kalau deforestasi. Penurunannya mencapai 65 persen dari tahun lalu ke tahun sebelumnya, atau tahun 2022," lanjut Siti.

Siti juga menerangkan Kementerian LHK terus mengontrol angka deforestasi di Indonesia. Caranya dengan mengimbau perusahaan atau setiap proyek di satu kegiatan untuk melakukan konsep zero deforestasi.

"Karena kita kan masih membangun jalan. Kita masih memberikan perumahan dan itu nggak bisa dibilang deforestasi. Karena ada penanamannya kembali, deforestasinya ada dan lain-lain. Jadi perkiraan saya ke depan malah angkanya akan lebih baik lagi dari yang sekarang," ujar Siti.

Sebelumnya, Mahfud MD melontarkan kritik terkait kerusakan hutan atau deforestasi di Indonesia yang cukup masif dalam 10 tahun era pemerintahan Presiden Jokowi. Mahfud yang juga menjabat sebagai Menko Polhukam itu menyebut angka deforestasi di Indonesia sudah mencapai 12,5 juta hektare.

"Saya mencatat juga tambang ilegal 2.500 (Izin Usaha Pertambangan/IUP), tapi juga ada yang lebih dari itu. Dalam 10 tahun terakhir terjadi deforestasi hutan 12,5 (juta) hektare hutan kita," ujar Mahfud dalam sesi Debat Pilpres 2024 pada Ahad (21/1/2024).

Mahfud turut menganalogikan luas 12,5 juta hektare deforestasi hutan ini setara dengan 23 kali luas Pulau Madura. Bahkan lebih besar dari luas wilayah Korea Selatan. 

"Itu jauh lebih luas dari Korea Selatan dan 23 kali luasnya Pulau Madura di mana saya tinggal. Ini deforestasi 10 tahun," ucap Mahfud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement