REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah fenomena La Nina yang mendingin berakhir pada awal 2023, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan terjadinya El Nino Juli lalu. Menurut WMO, dampak El Nino pada suhu global biasanya terjadi tahun berikutnya, dalam hal ini pada 2024.
Sebagai hasil dari rekor suhu permukaan darat dan laut tertinggi sejak Juni 2023, tahun lalu menjadi tahun terpanas dalam catatan. Dan tahun ini, seperti dikatakan Sekjen WMO Petteri Taalas, bisa jadi lebih panas dari tahun 2023.
"Ini jelas dan tegas karena kontribusi dari meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca yang memerangkap panas dari aktivitas manusia,” tegas Taalas seperti dilansir Euro News, Selasa (23/1/2024).
Dengan rekor suhu tertinggi dan kemungkinan 2024 menjadi lebih panas, bagaimana perubahan iklim mempengaruhi El Nino di seluruh dunia? Jika El Nino yang kuat berkembang tahun ini, tim sains NASA memperkirakan, akan lebih banyak banjir menerjang kota-kota di seluruh pantai barat Amerika. Hal ini disebabkan oleh peningkatan frekuensi banjir air pasang yang dapat membanjiri jalan dan bangunan dataran rendah dengan air laut.