REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitabnya Nashaihul Ibad menjelaskan empat hal yang dapat membuat hati menjadi gelap dan empat hal yang membuat hati menjadi terang. Untuk itu, umat Islam agar berhati-hati dengan empat hal yang dapat membuat hati menjadi gelap.
ارْبَعَةٌ مِنْ ظُلْمَةِ القَلْبِ : بَطْنُ شَبْعَانُ مِنْ غَيْرِ مُبَالَا : وَصُحِبَةُ الظَّالِمِينَ وَنِسَيَانُ الذُّنُوبِ الْمَاضِيَةِ وَطُولُ الأَمَلِ وَارْبَعَةٌ مِنْ نُورِ الْقَلْبِ : بَطْنُ جَائِعٌ مِن حَذَرٍ وَصُحْبَةُ الصَّالِحِينَ وَحِفْظُ الذُّنُوبِ وَقَصْرُ الأمل .
"Empat perkara yang dapat menyebabkan hati menjadi gelap. Yaitu, perut yang terlalu kenyang, berteman dengan orang yang zalim, melupakan dosa-dosa yang telah berlalu, dan lamunan ngelantur (berandai-andai)."
"Empat perkara yang dapat menyebabkan hati menjadi bercahaya. Yaitu perut yang lapar karena berhati-hati, berteman dengan orang yang shaleh, mengingat dan menyesali dosa-dosa yang telah berlalu, dan tidak terlalu berandai-andai." (Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni).
Mengenai batasan kekenyangan perut sebagaimana yang telah ditentukan oleh syara', yakni sepertiga selera makan.
Lamunan ngelantur atau berandai-andai adalah lamunan yang mengawang jauh sampai membayangkan hal-hal yang mustahil terjadi. Berkaitan dengan hal ini, telah diterangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut.
إِنَّ اشَدَ مَا اتَّخَوَفُ عَلَيْكُمْ خَصْلَتَانِ : اتَّبَاعُ الهَوى وَطُولُ العَمَلِ فَأَمَّا اتَّبَاعُ الهَوَى فَإِنَّهُ يَعْدِلُ عَنِ الْحَقِّ فَأَمَّا طُولُ الأَمَلِ فَاتَحُب الدنيا. " رواه ابن ابى الدنيا
"Sesungguhnya perkara yang sangat aku khawatirkan atasmu, itu ada dua perkara. Yaitu mengikuti hawa nafsu dan berandai-andai yang keterlaluan. Adapun mengikuti hawa nafsu adalah menyimpang dari yang hak sedangkan berandai-andai yang keterlaluan itu adalah cinta kepada dunia." (HR Ibnu Abu Ad-Dunya dari Sayidina Ali Radhiyallahu anhu)
Abu Thayib juga telah mengatakan, "Siapa pun yang duduk bersama delapan golongan, maka Allah akan menambahkan kepadanya delapan perkara. Yakni, siapa pun yang duduk bersama orang-orang yang kaya, maka Allah akan menambahkan kepadanya kecintaan kepada dunia.
Siapa pun yang duduk bersama dengan orang-orang yang fakir, maka Allah menjadikan baginya rasa syukur dan ridha terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah kepada dirinya. Siapa pun yang duduk bersama sultan (penguasa), maka Allah akan menambah kepadanya kekerasan hati dan sifat sombong.
Siapa pun yang suka duduk bersama kaum perempuan, maka Allah akan menambah kebodohannya dan syahwatnya. Siapa pun yang duduk bersama anak-anak, maka Allah akan menambah kecintaannya dalam permainan.
Siapa pun yang duduk bersama orang yang fasik, maka ia akan bertambah keberaniannya dalam berbuat dosa dan menunda-nunda taubat. Siapa pun yang suka duduk bersama dengan orang-orang yang shaleh, maka akan bertambah kecintaannya dalam berbuat ketaatan.
Siapa pun yang suka duduk bersama para ulama, maka ia akan bertambah ilmu dan amalnya. Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.