REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telah disebutkan sebelumnya kalimat tauhid Laa Ilaha Illallah memiliki keutamaan-keutamaan yang besar dan pahala-pahala yang mulia, baik ketika di dunia maupun di akhirat. Di antara keutamaan itu, kalimat Laa Ilaha Illallah merupakan kunci seorang hamba masuk surga.
Disebutkan Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Badr dalam buku Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 1, Hasan Al Bashri mengatakan, “Sesungguhnya orang-orang mengatakan, ‘Barang siapa mengucapkan Laa Ilaha Illallah niscaya masuk surga’” maka beliau berkata, “Barang siapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallah lalu menunaikan haknya serta kewajibannya niscaya masuk surga.”
Pernyataan Hasan Al Bahri ini menegaskan seperti halnya perintah sholat, Allah akan menerima sholat seseorang apabila telah terpenuhinya syarat dan rukunnya. Begitu juga ibadah haji, tidak akan diterima kecuali dipenuhinya syarat-syarat haji.
Al-Hasan berkata kepada Al-Farazdaq ketika ia sedang menguburkan istrinya, "Apa yang engkau siapkan untuk hari ini?" Dia berkata, "Persaksian laa ilaaha illallah (tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah) sejak tujuh puluh tahun." Al-Hasan berkata, "Sebaik-baik persiapan, akan tetapi 'laa ilaaha illallah' memiliki syarat-syarat, maka hati-hatilah engkau dari perbuatan menuduh berzina perempuan-perempuan yang baik-baik."
Ketika Wahb bin Munabbih ditanya oleh seseorang, 'Bukankah kunci surga adalah laa ilaaha illallah?' maka beliau berkata, "Benar, akan tetapi tidaklah satu kunci melainkan memiliki gigi-gigi. Apabila engkau datang membawa kunci yang memiliki gigi-gigi niscaya dibukakan untukmu, bila tidak maka tidak dibukakan." Maksud beliau dengan gigi-gigi adalah syarat-syarat laa ilaaha illallah.
Kemudian, berdasarkan penelitian...