Selasa 23 Jan 2024 16:18 WIB

KBRI Kairo Apresiasi Program Pendidikan Ulama Masjid Istiqlal di Universitas Al Azhar

Saat wabah Covid-19, seribu ulama Indonesia telah wafat.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo, Mesir mengapresiasi program Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU MI) gelombang I dan II sebagai sarana untuk meregenerasi ulama Indonesia.
Foto: ANTARA/HO-KBRI Kairo
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo, Mesir mengapresiasi program Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU MI) gelombang I dan II sebagai sarana untuk meregenerasi ulama Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo, Mesir mengapresiasi program Pendidikan Kader Ulama-Masjid Istiqlal (PKU-MI) gelombang I dan II sebagai sarana untuk meregenerasi ulama Indonesia.

Menurut rilis pers KBRI Kairo, Selasa (23/1/2024), dalam acara penutupan program bagi mahasiswa PKU-MI yang telah menyelesaikan enam bulan short course di Universitas Al Azhar pada Ahad (21/1/2024), Dubes RI untuk Mesir Lutfi Rauf menyatakan apresiasinya terhadap program tersebut.

Baca Juga

Dia menilai program itu sangat penting mengingat banyak ulama Indonesia meninggal dunia pascapandemi Covid-19. Oleh karena itu, Lutfi berharap program itu terus berlanjut, terlebih kepada universitas Al Azhar yang menurutnya merupakan kiblat intelektual dan ilmu pengetahuan Islam.

Sementara itu, penasihat Grand Syaikh al-Azhar Nahla Al Sha'idi juga memberikan apresiasi kepada Masjid Istiqlal Jakarta atas inisiasinya melaksanakan program itu sebagai sarana untuk menuntut ilmu. Dia mengumpamakan program pendidikan ulama tersebut seperti membangun kapal besar yang memuat banyak orang.

"Maka jangan sampai kapal tersebut bocor dan menenggelamkan banyak orang. Inilah tugas ulama. Menjaga umat dari tenggelam dalam kegelapan dan kesesatan. Memberikan keselamatan kepada umat hingga sampai tujuan yang sebenarnya, yaitu cahaya Islam," katanya.

Sedangkan, Manajer PKU-MI Mulawarman yang mengikuti acara itu melalui Zoom menyampaikan terima kasih kepada KBRI dan Al Azhar karena telah memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik untuk program tersebut. Dia menyampaikan Indonesia saat ini dilanda krisis ulama. Saat wabah Covid-19 melanda, ia menyebutkan, seribu ulama Indonesia telah wafat.

Oleh karena itu, regenerasi ulama perlu dilakukan untuk membimbing dan mengambil peran sentral mencerahkan masyarakat Indonesia. Short course yang digelar atas kerja sama antara PKUMI, PTIQ dan Universitas Al Azhar itu, menurutnya, harus terus mendapat dukungan dari Pemerintah Indonesia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement