REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Aplikasi pembayaran pungutan bagi wisatawan mancanegara (wisman) bernama Love Bali memasuki tahap uji coba. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan target uji coba selesai pada akhir Januari.
“Kami saat ini memang masih terus melakukan uji coba aplikasi, memang sekarang aplikasinya masih berisi informasi saja, nanti akhir Januari selesai. Uji coba terus ini digencet sampai Rabu, mudah-mudahan bisa kami lihat kelemahan-kelemahannya,” kata dia di Denpasar, Selasa (23/1/2024).
Tjok mengatakan aplikasi yang bisa diakses dengan telepon pintar ini sudah selesai digarap oleh Diskominfo Bali, tetapi hingga saat ini belum bisa dikatakan baik sepenuhnya sehingga terus di tes dengan kondisi-kondisi tertentu. Sejauh ini Dispar Bali belum melihat adanya kendala dalam proses pembayaran pungutan yang dilakukan wisatawan mancanegara secara mandiri melalui Love Bali, kondisi eror atau sistem yang padat juga belum terlihat selama pengujian.
“Kalau down server kan nanti ada back up, makanya kami memperluas kerja sama dengan layanan jaringan, jadi kalau ini down masih ada itu (cadangan),” ujar Tjok Pemayun.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemprov Bali akan mulai memberlakukan pungutan bagi wisatawan mancanegara pada 14 Februari 2024 mendatang, setiap wisman yang datang ke Pulau Dewata akan dikenai biaya Rp 150 ribu atau sekitar 10 dolar AS. Secara mandiri mereka diharapkan melakukan pembayaran sebelum tiba di Bali dengan mengacu sesuai instruksi aplikasi Love Bali, jika tidak maka proses pembayaran pungutan bagi wisatawan mancanegara dapat dibayar saat tiba di bandara.
Pada titik akhir, proses ini juga bisa dilakukan di hotel lokasi menginap dengan mengurus pendaftaran, namun Dispar Bali berharap proses ini dilakukan sejak sebelum mendarat di Bali. Sedikit berbeda dari kedatangan jalur udara, bagi wisatawan mancanegara yang datang dari jalur laut pintu Pelabuhan Benoa tidak perlu mengakses aplikasi secara mandiri.
Dispar Bali dan pihak agen kapal besar sepakat bahwa dilakukan pengumpulan sekaligus, dan Love Bali akan dikendalikan petugas. “Semua melalui aplikasi tetapi kalau di kapal pesiar itu agen kapal yang akan mengumpulkan karena waktunya di Bali durasi pendek. Jadi kumpulkan, masuk, agen yang input satu-satu sebelum tiba wisatawannya. Jadi sebelum wisatawannya datang kita sudah tahu jumlahnya,” ujarnya.
Menurut Tjok Pemayun metode-metode ini transparan karena setiap bulan tertentu akan dilakukan pelaporan dan masyarakat bisa melihat langsung dampaknya. “Pengumpulan dana tahun ini kita sampaikan tahun berikutnya, apakah sesuai dengan perintah pimpinan, apakah pemanfaatannya untuk sampah dulu atau penguatan budaya, nanti melalui program-program sehingga itu bentuk kami transparan. Makanya kami tidak inginkan bayarnya pakai tunai,” kata dia.