REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengatakan, setiap frasa dari kalimat tauhid yang menakjubkan memberikan kabar gembira dan mengembuskan harapan hangat. Pada setiap kabar gembira itu terdapat obat dan balsam penyembuh. Serta pada setiap balsam terdapat kenikmatan dan kesenangan maknawi.
Menurut Nursi, frasa Lailahaillah (لَٓا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ ) memberikan kabar gembira dan harapan sebagai berikut:
"Jiwa manusia yang mendambakan kebutuhan tak terhingga dan pada waktu bersamaan menjadi sasaran dari musuh yang tak terbilang, jiwa yang diuji dengan kebutuhan tak terhingga dan musuh tak terbilang itu, menemukan sumber bantuan dari frasa yang agung di atas di mana ia membukakan untuknya sejumlah pintu khazanah rahmat yang luas yang mengalirkan sesuatu yang dapat memenuhi dan menjamin segala kebutuhan," jelas Nursi
Di dalamnya, lanjut Nursi, manusia juga menemukan sandaran yang kokoh yang bisa menangkal semua kejahatan dan menyingkirkan mara bahaya.
"Yaitu dengan memperlihatkan kekuatan Tuhannya Yang Mahabenar kepada manusia, membimbing kepada Pemiliknya Yang Mahakuasa, serta menunjukkan kepada Pencipta dan Dzat yang disembahnya," kata Nursi.
Lewat pandangan yang lurus tersebut dan pengenalan terhadap Allah Yang Maha Esa, kata Nursi, frasa Lailahaillah di atas menyelamatkan kalbu manusia dari gelap sunyi dan ilusi serta menolong jiwanya dari pedihnya kesedihan.
"Bahkan ia mendatangkan kegembiraan abadi," jelas Nursi dikutip dari bukunya uang berjudul "Iman Kunci Kesempurnaan" halaman 54-55.
Dalam bukunya ini, Nursi juga menjelaskan tentang frasa Wahdah (وَحْدَهُ). Menurut dia, frasa ini juga memberikan harapan dan kabar gembira sebagai berikut:
"Jiwa dan kalbu manusia yang tertekan, bahkan tenggelam hingga sulit bernafas karena terikat kuat dengan sebagian besar entitas, pada frasa di atas menemukan jalan keluar yang aman yang bisa menyelamatkannya dari sejumlah kebinasaan," kata Nursi.
Dengan kata lain, frasa وَحْدَهُ menegaskan bahwa Allah Maha Esa. Karena itu, jangan penatkan dirimu wahai manusia dengan terus-menerus merujuk kepada makhluk. Jangan merendah kepada mereka sehingga tertawan oleh jasa dan perilaku buruk mereka. Jangan kau tundukkan kepala di hadapan mereka dan mencari muka pada mereka. Jangan membebani dirimu sehingga engkau bergantung pada mereka. Serta jangan takut kepada mereka.
Pasalnya, lanjut Nursi, Penguasa Alam adalah satu. Di tangan-Nya tergenggam kunci segala sesuatu. Di tangan-Nya terdapat kendali atas segala sesuatu. Seluruh ikatan bisa lepas dengan perintah-Nya. Semua kesulitan bisa lenyap dengan izin-Nya.
"Jika engkau “menemukan-Nya”, maka engkau berkuasa atas segala sesuatu, bisa meraih apa yang kau inginkan, selamat dari segala beban jasa, serta bebas dari tawanan ketakutan," jelas Nursi.