Selasa 23 Jan 2024 18:15 WIB

Garda Revolusi Iran: Houthi tidak Terima Perintah dari Mana Pun

Houthi bertindak independen dalam aksinya di Laut Merah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Dalam gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut AS, kapal pendarat amfibi USS Carter Hall dan kapal serbu amfibi USS Bataan transit di selat Bab al-Mandeb pada 9 Agustus 2023. Komandan tertinggi angkatan laut AS di Timur Tengah mengatakan Yaman Pemberontak Houthi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri serangan “sembrono” mereka terhadap kapal komersial di Laut Merah.
Foto: Mass Communications Spc. 2nd Class Moises San
Dalam gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut AS, kapal pendarat amfibi USS Carter Hall dan kapal serbu amfibi USS Bataan transit di selat Bab al-Mandeb pada 9 Agustus 2023. Komandan tertinggi angkatan laut AS di Timur Tengah mengatakan Yaman Pemberontak Houthi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri serangan “sembrono” mereka terhadap kapal komersial di Laut Merah.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Angkatan Laut Garda Revolusi Iran (IRGC) Alireza Tangsiri mengatakan Houthi bertindak independen dalam aksinya di Laut Merah. Kelompok yang didukung Iran itu menggelar serangan ke kapal-kapal komersial di jalur pelayaran dunia sebagai solidaritas pada rakyat Palestina yang dibombardir Israel di Gaza.

"Yaman negara merdeka dengan tentara yang kuat, dan juga pemimpin kuat yang bertindak dengan independen dan tidak menerima perintah dari mana pun," kata Tangsiri seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (23/1/2024).

Baca Juga

"Operasi Angkatan Laut Yaman di Selat Bab al-Mandeb dan upaya mereka mencegah kapal-kapal milik rezim Zionis atau kapal yang memilih rezim penjajah sebagai destinasi untuk transit sesuai dengan dukungan mereka pada muslim," tambahnya seperti dikutip media pemerintah Iran.

Tangsiri mengatakan rakyat Yaman yang heroik mencoba menghentikan pembunuhan terhadap rakyat Palestina. Ia menegaskan dunia Barat dan Amerika Serikat (AS) harus berhenti mendukung Zionis yang berlumuran darah dan mengubah pendekatan mereka.

Sementara itu, pejabat senior Houthi Mohammed Ali al-Houthi mengatakan Barat yang bersekutu dengan Israel mendukung penghancuran Gaza. Seperti yang mereka lakukan selama delapan tahun perang di Yaman.

"Serangan kalian hanya membuat rakyat Yaman semakin kuat dan bertekad untuk melawan anda, karena anda adalah agresor bagi negara kami," katanya di media sosial X.

Ia menambahkan rakyat Yaman bertempur untuk menghentikan perang di Gaza. Sementara AS mengebom Yaman untuk melindungi teroris kriminal Israel.

"Kami mengatakan pada Amerika dan Inggris agresi kalian tidak baru," katanya.

Hal ini disampaikan setelah AS dan Inggris menggelar serangan terbaru ke target-target Houthi di Yaman. Pentagon mengatakan serangan itu mengincar gudang bawah tanah Houthi dan kapabilitas rudal dan radar kelompok yang menguasai banyak wilayah di Yaman itu.

Dalam serangan terbarunya, Senin (22/1/2024) pasukan AS dan Inggris menyerang delapan lokasi yang berbeda di Yaman. Berdasarkan pernyataan gabungan serangan ini didukung Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda.

Pejabat militer AS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan sekitar 25 sampai 30 amunisi ditembakan termasuk dari pesawat tempur yang diluncurkan dari kapal induk AS. Sejauh ini sudah delapan serangan yang dilakukan dalam satu bulan terakhir tapi gagal menghentikan serangan-serangan Houthi di Laut Merah.

Pejabat AS mengatakan serangan-serangan itu menurunkan kapabilitas Houthi untuk menggelar serangan rumit. Tapi mereka menolak memberikan angka spesifik jumlah rudal, radar, drone atau kapabilitas militer lain yang dihancurkan sejauh ini.

"Kami mendapatkan dampak yang diharapkan," kata pejabat militer AS itu.

Dalam pernyataannya, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan serangan terbaru bagian dari upaya bela diri. "Aksi ini akan menjadi pukulan keras lainnya pada persedian mereka yang terbatas dan kemampuan mereka mengancam perdagangan dunia," kata Shapps.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

(QS. Al-A'raf ayat 187)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement