Selasa 23 Jan 2024 18:16 WIB

Jika Terjadi Putaran Kedua Pilpres 2024, Surya Paloh Prediksi Suasana Seru

Surya Paloh belum berkomunikasi dengan Megawati untuk mengantisipasi putaran kedua.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Surya Paloh meyakini jika terjadi putaran kedua dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024, suasananya dipastikan lebih seru dibanding yang berlangsung saat ini. Hal itu lantaran persaingan pasti lebih ketat.

Surya Paloh menyampaikan hal itu ketika menanggapi wacana merapatnya kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar ke pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, apabila pilpres nanti berlangsung dua putaran.

Baca Juga

"Pasti tambah serulah. Belum ada putarannya saja sudah seru, apalagi putaran kedua," kata Paloh usai menyampaikan pidato arahan di Kantor DPW Partai Nasdem Provinsi Bali di Kota Denpasar, Selasa (23/1/2024).

Surya Paloh menanggapi wacana itu dengan santai. Hingga saat ini, politikus sekaligus pengusaha tersebut mengaku, belum menjalin komunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai partai pengusung pasangan Ganjar-Mahfud untuk mengantisipasi putaran kedua.

Partai Nasdem yang pada Pemilu 2019 bersama PDIP memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, saat ini masih melihat dinamika politik yang terjadi. Bagi Partai Nasdem, kata Surya, pada Pemilu 2024 tidak ada masalah untuk berlabuh ke mana saja.

"Siapa saja tidak ada masalah bagi Nasdem. Partai Nasdem mempunyai keinginan untuk tetap menjaga komunikasi politik itu tetap cair kepada siapa saja. Ke siapa saja itu tidak ada masalah kita," ujar Surya.

Meskipun minim terlihat mendampingi kerja politik Anies-Muhaimin menjelang Pemilu 2024, Surya menegaskan, tetap mendukung mereka, kendati tidak secara fisik. Caranya, ia memantau jalannya setiap debat capres-cawapres yang digelar KPU RI.

"Fisiknya tidak mendampingi, tetapi saudara lihat apa yang saya utarakan di mana saja. Kebetulan saya baru kembali dari luar negeri, barangkali ada beberapa hal yang saya lakukan. Ini ada 22 hari perjalanan, saya pikir itu cukup padat untuk orang seperti saya," tutur Surya.

Dalam pidatonya, alih-alih membahas wacana pilpres putaran kedua, Surya lebih banyak mengingatkan kadernya soal pemilu yang menjunjung persatuan, meskipun berbeda pilihan. "Kita tentu mengelus dada ketika ucapan dan keinginan harapan pemilu berlangsung secara tidak mencekam, berlangsung secara adil dan jujur itu terganggu. Ah tentu kita mengelus dada," katanya.

"Kita sedang melaksanakan pemilu yang diikuti sesama anak negeri, pemilu hanya berlangsung sehari, jangan korbankan seluruh komunikasi sosial yang kita miliki, sudah tertata dan berlangsung sedemikian rupa karena berbeda apalagi ada hasutan, bermain-main secara tidak adil. Saya bilang kalau kita tidak bisa melawannya, kita serahkan kepada Tuhan," ujar Surya menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement