REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pasukan sekutu melancarkan sebanyak delapan serangan ke sasaran Ansarullah (Houthi) di Yaman. Serangan ini termasuk gudang bawah tanah, lokasi penembakan rudal, dan pos pengamatan udara, menurut pernyataan resmi Australia, Bahrain, Inggris, Kanada, Belanda, dan Amerika Serikat.
“Serangan hari ini menyasar gudang penyimpanan bawah tanah Houthi dan tempat-tempat yang berkaitan dengan kekuatan rudal dan pengamatan udara Houthi,” ujar pernyataan yang diunggah di laman pemerintah Inggris.
Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Inggris dan AS dan didukung oleh negara-negara yang telah disebutkan itu bertujuan untuk “mengganggu dan mengurangi kekuatan Houthi yang digunakan untuk mengancam perdagangan dunia dan nyawa para pelaut.”
Serangan tersebut juga “sebagai respon atas aksi-aksi Houthi yang ilegal, berbahaya, dan mengganggu stabilitas [dunia] yang dilakukan sejak (Pasukan Sekutu) menyerang (Houthi) pada 11 Januari 2024, termasuk serangan rudal balistik anti-kapal dan serangan pesawat nirawak yang menghantam dua kapal dagang AS.”
Berdasarkan pernyataan resmi yang telah dirilis, tujuan dari koalisi Pasukan Sekutu adalah untuk “tetap mengurangi ketegangan dan mengembalikan stabilitas di Laut Merah.”
“Akan kami ulangi peringatan kami pada pemimpin Houthi: Kami tidak ragu untuk membela nyawa (pelaut) dan arus perdagangan bebas di salah satu perairan terpenting dunia di tengah ancaman,” ujar pernyataan tertulis tersebut.
Pernyataan tersebut menyebut bahwa sejak pertengahan November 2023 lalu, pasukan Houthi telah melancarkan lebih dari 30 serangan ke kapal yang melintas di Laut Merah, dan respon atas serangan tersebut sesuai dengan prinsip, “menegakkan ketertiban berbasis aturan.”
Delapan serangan ini merupakan aksi bersama AS-Inggris yang pertama sejak 11 Januari 2024. Selama sepuluh hari setelah 11 Januari, AS sudah beberapa kali membombardir pos-pos Houthi.