Selasa 23 Jan 2024 19:52 WIB

Pasukan Sekutu Umumkan Delapan Serangan Atas Houthi di Yaman

Serangan menyasar gudang penyimpanan bawah tanah Houthi.

Citra satelit pada hari Jumat (12/1/2024) yang disediakan oleh Maxar Technologies menunjukkan kerusakan akibat serangan udara di situs radar di Bandara Sanaa di Yaman. Pemberontak Houthi di Yaman telah bersumpah akan melakukan pembalasan sengit atas serangan Amerika dan Inggris terhadap mereka, sehingga semakin meningkatkan prospek konflik yang lebih luas di wilayah yang sudah dilanda perang Israel di Gaza.
Foto: Maxar Technologies via AP
Citra satelit pada hari Jumat (12/1/2024) yang disediakan oleh Maxar Technologies menunjukkan kerusakan akibat serangan udara di situs radar di Bandara Sanaa di Yaman. Pemberontak Houthi di Yaman telah bersumpah akan melakukan pembalasan sengit atas serangan Amerika dan Inggris terhadap mereka, sehingga semakin meningkatkan prospek konflik yang lebih luas di wilayah yang sudah dilanda perang Israel di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pasukan sekutu melancarkan sebanyak delapan serangan ke sasaran Ansarullah (Houthi) di Yaman. Serangan ini termasuk gudang bawah tanah, lokasi penembakan rudal, dan pos pengamatan udara, menurut pernyataan resmi Australia, Bahrain, Inggris, Kanada, Belanda, dan Amerika Serikat.

“Serangan hari ini menyasar gudang penyimpanan bawah tanah Houthi dan tempat-tempat yang berkaitan dengan kekuatan rudal dan pengamatan udara Houthi,” ujar pernyataan yang diunggah di laman pemerintah Inggris.

Baca Juga

Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Inggris dan AS dan didukung oleh negara-negara yang telah disebutkan itu bertujuan untuk “mengganggu dan mengurangi kekuatan Houthi yang digunakan untuk mengancam perdagangan dunia dan nyawa para pelaut.”

Serangan tersebut juga “sebagai respon atas aksi-aksi Houthi yang ilegal, berbahaya, dan mengganggu stabilitas [dunia] yang dilakukan sejak (Pasukan Sekutu) menyerang (Houthi) pada 11 Januari 2024, termasuk serangan rudal balistik anti-kapal dan serangan pesawat nirawak yang menghantam dua kapal dagang AS.”

Berdasarkan pernyataan resmi yang telah dirilis, tujuan dari koalisi Pasukan Sekutu adalah untuk “tetap mengurangi ketegangan dan mengembalikan stabilitas di Laut Merah.”

“Akan kami ulangi peringatan kami pada pemimpin Houthi: Kami tidak ragu untuk membela nyawa (pelaut) dan arus perdagangan bebas di salah satu perairan terpenting dunia di tengah ancaman,” ujar pernyataan tertulis tersebut.

Pernyataan tersebut menyebut bahwa sejak pertengahan November 2023 lalu, pasukan Houthi telah melancarkan lebih dari 30 serangan ke kapal yang melintas di Laut Merah, dan respon atas serangan tersebut sesuai dengan prinsip, “menegakkan ketertiban berbasis aturan.”

Delapan serangan ini merupakan aksi bersama AS-Inggris yang pertama sejak 11 Januari 2024. Selama sepuluh hari setelah 11 Januari, AS sudah beberapa kali membombardir pos-pos Houthi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement