Selasa 23 Jan 2024 20:15 WIB

Anies Baswedan Puji Megawati Konsisten dalam Menjaga Demokrasi

Menurut Anies, ketika PDIP tidak menang pun Megawati tetap setia menjadi oposisi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan saat kampanye terbuka di Lapangan Jambidan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (23/1/2024).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan saat kampanye terbuka di Lapangan Jambidan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (23/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan menilai, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merupakan sosok yang konsisten menjaga demokrasi di Indonesia. Anies mengatakan hal itu saat diminta tanggapan terkait hari ulang tahun (HUT) ke-77 Megawati pada Selasa (23/1/2024).

"Beliau (Megawati) adalah pribadi yang konsisten dalam menjaga demokrasi. Rekam jejaknya menunjukkan sikap hormat pada aturan hukum dan konstitusi," kata Anies di Yogyakarta, Selasa.

Anies menjelaskan, ketika PDIP memenangkan Pemilihan Presiden (pilpres) 1999 dan Megawati bertugas sebagai presiden, putri Proklamator Sukarno itu menjalankan Pemilu 2024 dengan netral. "Bahkan, sebagai presiden, di dalam pemilu itu beliau bukan jadi pemenang," ucap Anies merujuk Megawati dikalahkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selanjutnya, ketika PDIP tidak menang di pilpres pun Megawati tetap setia dan menjadi oposisi. Menurut Anies, oposisi itu dijalankan dengan tabah sampai kemudian PDIP dan Megawati kembali ke pemerintahan lagi pada 2014.

"Izinkan kami menyampaikan selamat ulang tahun untuk Ibu Megawati. Semoga Bu Mega selalu sehat, dipanjangkan umurnya, selalu dalam kebahagiaan, keberkahan, dan terus menjadi tiang kokoh tegar dalam menjaga konstitusi dan demokrasi kita," kata Anies.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement