Selasa 23 Jan 2024 22:19 WIB

Kemenperin Ungkap 5 Strategi Dongkrak Kinerja Industri Furnitur

Kelima jurus tersebut mencakup fasilitasi ketersediaan bahan baku dan SDM terampil.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang penjaga stand pameran sedang menyeting alat pengolahan kayu pada acara pameran IFMAC dan WOODMAC 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (22/09/2022). Pameran yang akan berlangsung hingga 24 September mendatang menampilkan berbagai komponen manufaktur furnitur dan teknologi permesinan kayu dengan teknologi dan inovasi terbaru dari luar negeri untuk memperkuat industri furnitur Indonesia. Foto: darmawan / republika.
Foto: REPUBLIKA/DARMAWAN
Seorang penjaga stand pameran sedang menyeting alat pengolahan kayu pada acara pameran IFMAC dan WOODMAC 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (22/09/2022). Pameran yang akan berlangsung hingga 24 September mendatang menampilkan berbagai komponen manufaktur furnitur dan teknologi permesinan kayu dengan teknologi dan inovasi terbaru dari luar negeri untuk memperkuat industri furnitur Indonesia. Foto: darmawan / republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Indonesia masih berpeluang besar dalam pengembangan industri furnitur dan mebel. Itu karena didukung ketersediaan bahan baku melimpah, seperti beragam jenis kayu, meliputi kayu meranti, jati, mahoni, dan akasia. 

Upaya hilirisasi atau peningkatan nilai tambah sumber daya alam itu pun dinilai perlu terus dipacu guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Disebutkan, Indonesia juga sumber dari 80 persen rotan dunia.

"Indonesia juga memiliki potensi bambu yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan produk-produk hilirnya. Apalagi, nilai ekspor produk furnitur kita pada 2022 mencapai 2,5 miliar, dolar AS” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika dalam keterangan resmi, Selasa (23/1/2024).

Ia menyebutkan, saat ini kementerian fokus menjalankan lima kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri furnitur yang bisa berdaya saing global. Kelima jurus tersebut mencakup fasilitasi ketersediaan bahan baku, fasilitasi ketersediaan SDM terampil, fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, fasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta fasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.