Rabu 24 Jan 2024 11:38 WIB

Hadiah dari Allah SWT Bagi Orang yang Ditimpa Musibah

Musibah adalah hal yang terjadi dalam kehidupan di dunia.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Hadiah dari Allah SWT Bagi Orang yang Ditimpa Musibah. Fogo:   Ilustrasi Lafadz Allah
Foto: Foto : MgRol112
Hadiah dari Allah SWT Bagi Orang yang Ditimpa Musibah. Fogo: Ilustrasi Lafadz Allah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Musibah adalah hal yang biasa terjadi dalam kehidupan di dunia. Seorang hamba Allah SWT yang sedang tertimpa musibah jangan larut dalam kesedihan, karena Allah SWT menyiapkan sesuatu bagi mereka yang tetap beriman dan bersabar saat tertimpa musibah. 

Bahkan hadiah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang ditimpa musibah lebih besar ketimbang hadiah yang diberikan kepada ahli sholat. Hal ini dijelaskan Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam buku Nashaihul Ibad yang mengutip sabda Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga

إِذَا كَانَ يَوْمُ القِيَامَةِ يُوضَعُ الْمِيزَانُ فَيُؤْتَى بِأَهْلِ الصَّلَاةِ فَيُوَفَوْنَ أُجُورَهُمْ بِالْمِيزَانِ ثُمَّ فَيُؤْنَى بِأَهْلِ الصومِ فَيُوَفُوْنَ أُجُورَهُمْ بِالْمِيزَانِ ثُمَّ فَيُؤْنَى بِأَهْلِ البَلَاءِ لَا يَنْصَبُ لَهُمْ مِيزَانٌ وَلَا يُنْشَرُ لَهُمْ دِيْوَان فَيُوَفَّوْنَ أُجُورَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ حَتَّى يَتَمَنَّى أَهْلُ الْعَافِيَةِ لَوْ كَانُوا بِمَنْزِلَتِهِمْ مِنْ كَثْرَةِ ثَوَابِ اللَّهِ تَعَالَى .

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Jika kiamat telah tiba maka timbangan diletakkan. Kemudian ahli sholat didatangkan, maka dipenuhi pahala-pahala mereka sesuai perhitungan mizan. Kemudian didatangkan orang-orang yang berpuasa dan diberikan pahala mereka sesuai dengan perhitungan mizan." 

"Akhirnya didatangkan orang-orang yang sewaktu hidup di dunia ditimpa musibah. Untuk mereka tidak diperhitungkan dengan mizan dan tidak juga dibentangkan kepada mereka catatan amalnya. Kemudian mereka diberi pahala sepenuhnya tanpa hitungan. Sehingga orang-orang yang selamat mengharapkan memperoleh kedudukan seperti mereka karena banyaknya pahala dari Allah SWT."

Sabda Nabi Muhammad SAW tersebut di atas menegaskan bahwa amal sholat, puasa dan haji semuanya itu akan diperhitungkan dalam timbangan amal. Tetapi ada amal perbuatan yang tidak diperhitungkan sama sekali, yaitu orang-orang yang sewaktu hidup di dunia tertimpa suatu musibah. Kemudian mereka sabar menghadapinya. 

Sehingga pada hari kiamat orang-orang yang sewaktu di dunianya senantiasa berada dalam kesenangan, kemudahan dan kekayaan mereka mengharapkan dapat seperti orang-orang yang ditimpa musibah, karena banyaknya pahala yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka. 

Alquran juga mengingatkan Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin terhadap kisah kesabaran Nabi Ismail, Idris dan Zulkifli. Kesabaran dan kesalehan tiga Nabi ini menjadi contoh. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Anbiya Ayat 85 dan tafsirnya.

وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِدْرِيْسَ وَذَا الْكِفْلِۗ  كُلٌّ مِّنَ الصّٰبِرِيْنَ ۙ

(Ingatlah pula) Ismail, Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang sabar. (QS Al-Anbiya: 85)

 

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menerangkan bahwa Allah memperingatkan Rasulullah SAW dan kaum Muslimin dengan kisah Nabi Ismail, Idris dan Zulkifli, yang kesemuanya adalah orang-orang yang sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa diri mereka masing-masing. 

Berkat kesabaran dan kesalehan mereka maka Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka. Nabi Ismail Alaihissalam, putra Nabi Ibrahim dari istrinya Siti Hajar, telah terbukti kesabarannya ketika ia hendak disembelih ayahnya sebagai korban atas perintah Allah. 

Nabi Ismail juga sabar dan ulet untuk hidup di daerah tandus dan gersang. Setelah ayahnya menempatkan dia bersama ibunya di Makkah, di tengah-tengah jazirah Arab yang gersang. 

Kemudian Nabi Ismail dengan sabar pula menunaikan tugasnya yang berat membangun Kabah dan Baitullah bersama ayahnya. Maka Allah memberikan penghormatan dan kemulian yang tinggi kepada Nabi Ismail, yaitu dengan diangkatnya salah seorang keturunannya menjadi Nabi dan Rasul Allah yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW. 

Adapun Nabi Idris, adalah juga seorang yang saleh dan sabar. Ia diutus menjadi Rasul sesudah Nabi Syis dan Nabi Adam Alaihissalam. Banyak orang mengatakan bahwa Nabi Idris ini yang mula-mula pandai menjahit pakaian, dan mula-mula memakai pakaian yang dijahit, sedang orang-orang yang sebelumnya hanya memakai pakaian dari kulit binatang dan tidak dijahit. 

Mengenai Nabi Zulkifli, menurut pendapat kebanyakan ahli tafsir, dia adalah seorang Nabi pula, dan putra dari Nabi Ayyub Alaihissalam. Allah mengutusnya menjadi Nabi sesudah ayahnya. 

Nabi Zulkifli menjalankan dakwahnya mengesakan Allah baik dalam akidah maupun dalam ibadah. Selama hidupnya ia berdiam di negeri Syam, ia merupakan Nabi yang saleh dan sabar. Nabi Zulkifli dari kalangan Bani Israil. 

Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa Nabi Ismail, Idris dan Zulkifli telah dimasukkan-Nya dalam lingkungan rahmat-Nya, dan ditempatkan-Nya dalam surga Jannatuna`im, sebagai balasan atas kesabaran dan kesalehan mereka.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement