Rabu 24 Jan 2024 14:11 WIB

Presiden Boleh Memihak, Pengamat: Dorong Pilpres Satu Putaran

Berdasarkan survei tingkat kepercayaan Jokowi masih tinggi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan keterangan pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (24/1/2024).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan keterangan pers di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (24/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pengamat politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti, mengatakan sinyal Presiden Joko Widodo, yang akan ikut berkampanye untuk pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, akan positif untuk mengejar target memenangkan Pilpres 2024 dengan satu putaran saja.

Menurut Ray, dalam sebulan terakhir, elektabilitas Prabowo-Gibran mentok di angka 40- an persen. Padahal Prabowo sudah dikampanyekan oleh para timses, ketua partai, sejumlah menteri aktif sampai kepala daerah dan mantan kepala daerah.

 

“Sejak dua minggu lalu pernah kita sampaikan bahwa elektabilitas 02 mengalami kemacetan. Dan kemacetan itu hanya bisa diurai oleh keterlibatan presiden Jokowi. Ketua partai, timses, bahkan Prabowo dan Gibran juga sudah sulit mengangkat elektabilotas mereka,” kata Ray, Rabu (24/1/2024).

 

Ray melihat dengan tingkat kepuasaan yang masih relatif tinggi, seperti buai oleh berbagai lembaga survey, maka daya tarik dan pikat Jokowi masih memungkinkan untuk mengurai kemacetan elektabilitas Prabowo-Gibran. Sehingga tetap terbuka kemungkinan untuk mengejar satu putaran. 

 

Ray menambahkan bila sampai tanggal 20 Januari 2024 tanda-tanda elektabilitas 02 tak jua menaik, maka tak menuntup kemungkinan presiden akan deklarasikan dukungan pada salah satu paslon.

 

“ Dan hari ini, Rabu, 24 Januari 2024, di dampingi oleh Capres 02, presiden Jokowi menyiratkan keinginan untuk terjun langsung berkampanye. Bagi saya, pernyataan presiden bisa terlibat itu lebih baik. Dari pada diam-diam seolah netral, padahal dikenyataan berbagai tindakan, ucapan dan lainnya terlibat dalam pemenangan,” ujar Ray.

 

Ray mengatakan pemilih yang merupakan loyalis Jokowi masih terlihat ragu apakah sepenuhnya pak Jokowi mendukung anaknya atau masih tetap mendua hati juga mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

 

Karena menurut Ray, pasangan Ganjar-Mahfud

 hari demi hari memperlihatkan makin menebalkan asosiasi dirinya dengan visi Jokowi. Sehingga hal itu  menyebabkan pemilih yang masih ragu-ragu lebih banyak beralih ke Ganjar dari pada ke Prabowo. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement