REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menanggapi kritikan soal hilirisasi. Seperti diketahui, salah satu pasangan calon presiden pun sempat mengkritik kebijakan tersebut.
"Masih ada pakar dan mantan pejabat bilang hilirisasi ini tidak bagus, saya tidak mengerti otak dari mana itu dia sampaikan," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Ia menegaskan, Presiden Joko Widodo mengarahkan, Indonesia ke depan mendorong hilirisasi dan industrialisasi. Itu karena produk nasional harus memiliki nilai tambah. Maka itu, tidak lagi mengekspor bahan mentah.
"Dalam rangka menuju Indonesia emas, kami 2045 diminta siapkan desain besar hilirisasi untuk sektor investasi seluruh komoditas," kata dia menjelaskan.
Beberapa komoditas yang sudah masuk dalam tahapan itu di antaranya nikel. Bahlil mengatakan, komoditas tersebut diperebutkan oleh negara lain dan menjadi komoditas penting. Apalagi, menurut dia, beberapa negara maju tidak ingin Indonesia melakukan hilirisasi.
"Saya berpikir sebagai orang kampung kedaulatan bangsa kita tidak boleh diintervensi oleh siapa pun. Saya yakinkan ke teman-teman hilirisasi harus jalan terus," tutur dia.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan, realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun. Angka itu melampaui target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp 1.400 triliun atau mencapai 101,3 persen.
Sementara itu, total penyerapan tenaga kerja pada periode tersebut sebanyak 1.823.543 orang. "Di tahun 2023, target kami dinaikkan Presiden menjadi Rp 1.400 triliun dan di RPJMN sebesar Rp 1.099,8 triliun dan alhamdulillah tercapai sebesar Rp 1.418,9 triliun," ujar Bahlil.
Disebutkan, realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2023 tumbuh 17,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan capaian 2022 yang mencapai Rp 1.207,2 triliun. Realisasi investasi sepanjang tahun lalu terdiri atas realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 744 triliun atau setara 52,4 persen dari total realisasi investasi, dan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 674,9 triliun atau mencapai 47,6 persen.