REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tiga orang sumber mengatakan Israel dan Hamas menyepakati pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina dapat dilakukan selama gencatan senjata selama satu bulan. Namun, kerangka kerjanya masih tertahan pada perbedaan kedua belah mengenai bagaimana mengakhiri perang di Gaza.
Mediasi intensif yang dipimpin Qatar, Washington, dan Mesir beberapa pekan terakhir fokus pada pendekatan bertahap pembebasan sandera yang dimulai beberapa kategori mulai dari warga sipil sampai tentara. Dengan imbalan diakhirinya serangan Israel, pembebasan tahanan Palestina dan lebih banyak bantuan ke Gaza.
Pada Selasa (23/1/2024), salah satu pejabat yang menerima pengarahan mengenai negosiasi itu mengatakan perundingan yang dimulai pada 28 Desember sudah mengatasi perbedaan pada perbedaan lama gencatan senjata yang kini disepakati selama 30 hari. Setelah Hamas mengusulkan jeda pertempuran selama beberapa bulan.
Namun, enam sumber mengatakan Hamas menolak menindaklanjuti rencana tersebut sampai kondisi gencatan senjata permanen sudah disepakati. Sebagian besar sumber meminta namanya tidak disebutkan karena sensitivitas isu ini.
Salah satu sumber yang merupakan pejabat Palestina mengatakan Israel ingin negosiasi dilakukan secara bertahap sementara Hamas ini "kesepakatan penuh" yang menyepakati gencatan senjata permanen sebelum membebaskan sandera di tahapan pertama. Negosiasi ini dilakukan melalui mediator, Israel dan Hamas tidak berbicara secara langsung.
Gedung Putih mengatakan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Brett McGurk sedang berada di kawasan untuk kedua kalinya pekan ini. Gedung Putih mengatakan McGurk terlibat dalam perundingan pembebasan sandera dan Washington akan mendukung "jeda kemanusiaan" jangka panjang.
Departemen Luar Negeri AS dan Gedung Putih, Kementerian Luar Negeri Qatar dan Layanan Informasi Pemerintah Mesir belum merespon permintaan komentar. Dua sumber keamanan Mesir mengatakan sedang ada upaya untuk menyakinkan Hamas untuk menerima gencatan senjata selama satu bulan kemudian diikuti gencatan senjata permanen.
Namun sumber mengatakan Hamas meminta jaminan kesepakatan tahapan kedua akan digelar agar tahapan pertama dapat dilaksanakan. Para sumber tidak mengungkapkan detail jaminan seperti yang diminta Hamas.
Ditanya mengenai negosiasi tersebut pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan Hamas terbuka untuk mendiskusikan gagasan tapi belum ada kesepakatan yang dicapai.
"Kami terbuka pada semua proposal dan inisiatif, tapi semua kesepakatan harus berdasarkan diakhirnya agresi dan penarikan penuh pendudukan dari Jalur Gaza," kata Abu Zuhri, Senin (22/1/2024) lalu.
Salah satu permintaan Israel untuk mengakhiri perang adalah.. (buka halaman 2)